Seorang ibu diduga menjual cerita sedih untuk meraup keuntungan berlebihan. Aksinya ramai dibicarakan di media sosial karena kerap berpindah lokasi di sejumlah kawasan wisata Bali seperti Canggu, Seminyak, Nusa Dua, hingga Sanur. Modus ini disebut sudah berlangsung bertahun-tahun dan membuat resah masyarakat.
Salah satu korban, Rosiana, karyawan butik di Seminyak, mengaku sempat terjebak bujuk rayu ibu tersebut. Ia pertama kali bertemu sang ibu pada Oktober tahun lalu saat masih bekerja di butik kawasan Canggu.
Dalam percakapan, ibu itu menawarkan produk dengan dalih hasil penjualannya akan didonasikan untuk seorang anak yang orang tuanya meninggal akibat kecelakaan di Munggu.
“Dan dia juga nunjukin foto tangan lebam-lebam dan bengkok tapi nggak keliatan muka anaknya. Setelah itu bilang dia minta sumbangan dengan menjual produk yaitu sheetmask, bedak MBK, masker rambut yang hasilnya bakal didonasikan,” ujar Rosiana saat dihubungi infoBali, Senin (30/6/2025).
Sebelum menyebut harga, ibu tersebut sempat menggiring pembicaraan ke ranah personal. Ia bahkan mengeklaim bisa meramal. Rosiana yang saat itu sedang hamil merasa lebih sensitif hingga sempat menangis mendengar ceritanya.
“Aku ngambil sheet mask satu sama masker rambut satu dan dipatok harga Rp 180 ribu. Aku kaget mahal banget sedangkan harga asli dari produk tersebut murah banget,” jelas Rosiana.
Karena hanya memiliki Rp 50 ribu di rekening, Rosiana sempat menawar. Ibu itu menerima dan memberikan nomor rekening atas nama Norma Simorangkir yang disebut sebagai bosnya. Ia juga sempat meminta foto Rosiana bersama barang jualan, tapi ditolak.
Pada 27 Juni lalu, Rosiana kembali bertemu ibu yang sama di Seminyak. Kali ini, ia sudah curiga dan merekam aksinya.
“Aku inisiatif ngevideo ibu ini, ibu ini tetep dengan bahasanya donasi dengan menjual produk karena gamau dibilang minta sumbangan makanya dia membawa produk sebagai gantinya,” katanya.
Video Rosiana kemudian diunggah ke media sosial dan viral. Banyak warganet mengaku pernah mengalami modus serupa.
“Kadang di korban lain malah bilangnya anaknya dan suaminya yang kecelakaan meninggal, dan foto yang ditunjukin satu foto itu berbagai cerita,” ujarnya.
Korban lain, Jehan Khaleda, pemilik nail studio di Umalas, juga pernah didatangi wanita yang sama. Perempuan tersebut tiba-tiba masuk ke studionya dan menawarkan masker wajah kepada karyawan.
Jehan yang sedang di toilet mendengar ibu itu mengaku bernama Komang dari Tabanan. Komang berdalih bekerja di bawah seorang bos dan menegaskan tidak meminta sumbangan sembarangan.
“Narasi ini disampaikan sambil menunjukkan sebuah foto anak kecil dengan tangan bengkok. Ia juga menyampaikan bahwa keuntungan dari produk tersebut akan digunakan untuk membantu anak-anak disabilitas,” jelasnya.
Karyawan Jehan sebenarnya sudah mengetahui modus ini karena sudah ramai dibicarakan. Namun, mereka tetap dilayani. Jehan pun keluar dan memotong pembicaraan.
“Yang justru paling mengganggu adalah bagaimana dia langsung menyebut nama dua orang tim saya dan langsung mendoakan mereka satu per satu dengan intensi spiritual,” ungkapnya.
Jehan memilih mendokumentasikan kejadian ini dari rekaman CCTV dan membagikannya ke publik sebagai peringatan.
Hingga kini, baik Jehan maupun Rosiana belum melaporkan kejadian ini ke polisi karena minimnya bukti. Meski demikian, keduanya berencana membuat laporan atau menjadi saksi jika diperlukan.