Di balik lanskap Sumbawa Barat yang dikenal dengan wisata bahari, tersimpan sebuah perairan air tawar yang tenang. Namanya Danau Lebo.
Danau seluas sekitar 752 hektare ini memiliki kedalaman antara 1,5 hingga 3 meter dan terletak tak jauh dari pusat Kota Taliwang. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan yang menciptakan suasana tenang di balik hiruk pikuk Kota Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada dasarnya danau ini berfungsi sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat setempat, terutama di bidang pariwisata dan nelayan.
Tak hanya itu, Danau Lebo juga menyimpan sebuah mitos yang dipercayai hingga sekarang oleh masyarakat setempat. Mitos ini menjadi kearifan lokal yang membantu melindungi dan mempertahankan keasrian dari Danau Lebo. Penasaran? Yuk, disimak ulasan di bawah ini.
Terdapat dua jenis mitos berbeda yang berkembang di masyarakat setempat tentang Danau Lebo. Penjelasan tentang mitos ini dirangkum dari jurnal yang ditulis oleh Irwan Jaya (2007) yang berjudul Pengelolaan lingkungan kawasan wisata Danau Lebo Kecamatan Taliwang Kab. Sumbawa Barat.
• Mitos Dea Bide
Pertama tentang Dea Bide, yang dipercaya sebagai penunggu Danau Lebo. Dahulu terdapat peraturan, tidak boleh melakukan aktivitas apapun, termasuk menangkap ikan pada jam 12.30 sampai 14.00. Karena pada waktu ini Dea Bide sedang beristirahat dan tidak mau diganggu dengan berbagai aktivitas manusia. Jika melanggar akan mendapatkan bencana yang tak terduga.
Namun cerita itu hanya mitos belaka, supaya para nelayan tidak menangkap ikan pada waktu itu. Karena pada waktu itu ikan-ikan berteduh di pinggir danau untuk terhindar dari matahari. Jika waktu ini dimanfaatkan oleh nelayan, dikhawatirkan berkurangnya populasi ikan di Danau Lebo.
• Mitos Kaki Aca
Mitos selanjutnya tentang seorang nelayan bernama Kaki Aca yang tenggelam di Danau Lebo pada hari Jumat. Berawal dari kelompok nelayan di Kampung Sampir yang berangkat mencari ikan ke Danau Lebo pada hari Jumat.
Sebagai Umat Islam, seharusnya pada hari itu mereka harus melakukan salat Jumat. Mereka pun menyepakati setelah suara azan berkumandang akan menyudahi mencari ikan dan pulang untuk salat Jumat. Pada hari itu, mereka sangat gembira karena mendapatkan tangkapan ikan yang banyak.
Tidak terasa, suara beduk dan azan sudah berkumandang yang berarti mereka harus pulang untuk salat Jumat. Namun Kaki Aca menolak untuk pulang dan memberitahu temannya untuk pulang duluan. Kaki Aca sangat terlena dengan hasil tangkapan yang berlimpah, sehingga tidak mau pulang.
Tidak berselang lama setelah teman-temanya pulang, tiba-tiba Kaki Aca melihat seorang gadis cantik di tengah danau. Kaki Aca langsung menghampiri dengan niat untuk menyapa. Tidak disangka, gadis itu menyapa duluan dan bertanya kenapa Aca tidak pulang untuk salat Jumat. Namun, Kaki Aca tidak memperdulikan pertanyaan tersebut dan bersikap tidak sopan.
Karena kelakuannya yang buruk, tiba-tiba muncul sebuah pusaran air yang menenggelamkan Kaki Aca beserta perahunya dan dipercaya saat ini Kaki Aca menjadi penunggu Danau Lebo. Sejak kejadian itu, masyarakat setempat tidak berani beraktivitas di Danau Lebo pada hari Jumat.
Dengan adanya kedua mitos ini, masyarakat setempat hanya beraktivitas di sekitar Danau Lebo selama enam hari dan pada jam-jam tertentu saja.
Terlepas dari cerita rakyat yang beredar tentang Danau Lebo, danau ini menyajikan keindahan alam yang menenangkan hati dan jiwa. Berada di dataran rendah, danau ini memiliki pemandangan pegunungan dan perbukitan di sebelah kanan dan kiri yang memiliki hutan tropis sangat lebat.
Suasana pagi hari di Danau Lebo yang diselimuti dengan kabut dan pancaran matahari terbit dari balik bukit hijau di sisi timur, memberikan pengalaman yang menarik dan tidak akan pernah anda temukan di pusat kota.
Tak hanya itu, kicauan berbagai jenis burung seperti kutilang dan merbah cerucuk akan menentramkan jiwa dan pikiran para wisatawan. Di sekitar danau, Anda juga dapat menemukan hewan monyet atau musang yang mencari minum pada siang hari di Danau Lebo. Tidak hanya itu, anda juga dapat menemukan burung belibis yang hinggap di atas eceng gondong untuk mencari mangsa.
Betapa lengkapnya pesona yang ditawarkan Danau Lebo. Berkunjung ke sini serasa bermain di kebun binatang, penuh dengan kehidupan dan kejutan alam. Bagi para pecinta ketenangan, danau ini menjadi pilihan yang tepat untuk anda kunjungi.
Setelah mengetahui cerita rakyat dan pesona yang ditawarkan Danau Lebo, Anda perlu mengetahui lokasi dan rute untuk mengunjungi wisata air tawar ini. Berlokasi di Desa Sampir, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
Memiliki aksen jalan yang sangat bagus. Anda hanya butuh waktu 11 menit berkendara dari Kota Taliwang. Namun jika Anda sedang berada di Kabupaten Sumbawa, bisa mampir ke wisata Danau Lebo untuk menenangkan jiwa. Anda butuh waktu perjalanan sekitar 2 jam menggunakan motor atau mobil untuk bisa sampai di Danau Lebo.
1. Saat ingin berkunjung, datanglah di luar hari Jumat dan jam 12.30-14.00 agar sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.
2. Hindari membuat keributan agar suasana alam tetap damai dan satwa liar tidak terganggu.
3. Bawa kembali sampah Anda dan hindari merusak tanaman air ataupun habitat di sekitar danau.
4. Berjalan santai atau duduk sejenak di tepi danau membantu Anda merasakan ketenangan alami yang ditawarkan Danau Lebo.
5. Patuhi aturan memancing dan aktivitas lainnya. Hal ini menjaga kelestarian ekosistem dan menunjukkan rasa hormat terhadap kearifan lokal yang melindungi danau.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
