Korban Pinisi Tenggelam di Labuan Bajo Pelatih Valencia, Hilang Bersama 3 Anak

Posted on

Korban tenggelamnya kapal pinisi Putri Sakinah di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah pelatih Tim B Wanita Los Che klub LaLiga Valencia, Martin Carreras Fernando. Martin masih hilang bersama tiga anaknya, terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan (Martines Ortuno Maria Lia, Martin Garcia Mateo, dan Martinez Ortuno Enriquejavier).

Dilansir infoSport, Martin diketahui menangani Valencia Femenino B, peserta kompetisi kasta ketiga. Kapal yang ditumpangi turis Spanyol itu tenggelam pada Sabtu (27/12/2025).

Sementara istri Martin, Mar Martinez Ortuno, dan anak perempuan bernama Ortuno Andrea selamat.

“Di saat yang sangat sulit ini, klub ingin menyampaikan duka cita terdalam dan dukungan penuh kepada keluarga, teman, dan rekan kerjanya di Valencia CF, Valencia CF Femenino, serta VCF Academy.” tulis Valencia CF.

Kabar duka ini mengejutkan pihak keluarga Maria. Mereka menyebut kapal hancur setelah dihantam ombak dan tenggelam dengan cepat.

“Anak perempuan dan cucu perempuan saya terlempar dari perahu karena mereka berada di bagian yang lebih tinggi. Mereka jatuh ke laut dan telah diselamatkan, tetapi tiga cucu saya dan menantu laki-laki saya mungkin terjebak di dalam perahu, yang hancur dan tenggelam dengan cepat,” ujar ayah Andre, Enrique Ortuno, kepada EFE.

Diduga Diterjang Gelombang Swell

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan kapal tersebut telah dinyatakan laik laut dan mengantongi surat persetujuan berlayar (SPB) dari KSOP. Kondisi cuaca pada saat keberangkatan juga dinilai masih mendukung pelayaran menuju kawasan Taman Nasional Komodo.

“Memperhatikan kapal laik laut dan prakiraan cuaca aman maka SPB dapat diterbitkan,” kata Stephanus di Posko Nataru kawasan Pelabuhan Marina Labuan Bajo, Sabtu.

Stephanus menyebutkan, pada Jumat kemarin terdapat 189 kapal yang diberikan SPB oleh KSOP untuk berlayar, termasuk kapal pinisi Putri Sakinah. Seluruh kapal tersebut dinyatakan laik laut dengan kondisi cuaca yang masih memungkinkan untuk berlayar.

“Dari 189 kapal yang berangkat hanya satu kapal yang kedaruratan (tenggelam),” ujar Stephanus.

Sementara itu, gelombang swell atau gelombang tinggi yang muncul secara tiba-tiba diduga menjadi penyebab tenggelamnya pinisi tersebut. Gelombang swell tersebut merupakan gelombang kiriman dari pusat badai akibat siklon tropis 96S.

Tinggi gelombang swell dilaporkan mencapai 2,5 meter. Padahal, sebelum gelombang tersebut datang, tinggi gelombang di perairan Pulau Padar diperkirakan tidak mencapai satu meter.

“Di Pulau Padar itu seharusnya tadi malam itu tanggal 26 (Desember), ketinggian gelombang 0,5-0,75 saja tapi karena kiriman dari siklon maka gelombangnya potensi pada saat-saat tertentu periode singkat bisa dua kalinya atau lebih, tapi hanya periode singkat, itu yang terjadi,” kata Stephanus.