Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendesak pemerintah setempat segera membangun riprap di sepanjang 9 kilometer garis pantai di Kota Mataram. Ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak cuaca ekstrem, salah satunya banjir rob.
“Teman-teman teknis sedang menghitung (anggaran). Kalau bisa kami lakukan, kan bisa gunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga),” kata Plt Kalak BPBD Kota Mataram, Muzaki, saat dikonfirmasi, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, pembangunan riprap membutuhkan anggaran cukup besar sehingga harus dilakukan secara bertahap di wilayah prioritas. Misalnya menimbang wilayah prioritas yakni Lingkungan Bintaro, Pondok Prasi, Tanjung Karang, Kampung Melayu, Bugis, hingga Mapak
Muzaki menambahkan status kebencanaan Kota Mataram saat ini masih siaga. Namun bisa ditingkatkan jika cuaca ekstrem terus terjadi.
Sebelumnya, ratusan kepala keluarga (KK) di Kecamatan Ampenan, Mataram, terdampak banjir rob. Rumah-rumah warga rusak diterjang banjir akibat air laut pasang.
Selain itu, salah satu jalan di Lingkungan Bintaro, Mataram juga rusak terkena hempasan ombak setinggi 5 meter lebih. Warga yang terdampak banjir rob dievakuasi ke rumah keluarga terdekat.
“Ya, hampir 500 KK terdampak banjir rob. Tinggi gelombang kemarin sampai 5 meter lebih. Itu cukup tinggi,” kata Camat Ampenan, Muzakkir Walad, saat dikonfirmasi, Selasa (4/11/2025).
“Sejauh ini, masyarakat sudah kami evakuasi ke rumah keluarga terdekat,”imbuhnya.
Muzakkir mengungkapkan ratusan KK yang terdampak banjir rob itu tersebar di seluruh lingkungan yang ada di Kecamatan Ampenan. Dia memastikan ratusan warga terdampak air rob mendapatkan bantuan sandang serta pangan dari pemerintah.
“Dampaknya tersebar dari Lingkungan Bugis sampai Bintaro Jaya. Ada juga jalan (ambles) sepanjang 130 meter sampai 150 meter,” tandasnya.
