Sang juru selamat Yesus Kristus, merupakan tokoh paling dihormati oleh umat kristiani di seluruh dunia. Tentu saja kehadirannya di dunia begitu dirayakan dengan penuh sukacita.
Sehingga pada 25 Desember menjadi tanggal merah sebagai penghormatan atas kelahirannya. Namun, bagaimana sejarah adanya Natal, hari kelahiran Sang Kristus, ditentukan pada tanggal 25 Desember? Simak ulasan berikut!
Yesus dilahirkan oleh Maria dan dibesarkan di Nazareth. Sebagai anak Tuhan, Yesus memiliki berbagai mukjizat dalam dirinya seperti mampu menyembuhkan orang yang sakit hingga mengubah air menjadi anggur. Oleh karena semakin Pemerintahan Romawi yang merasa resah, maka mereka melakukan pencarian dan melalui pengkhianatan Yudas, maka Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman disalib hingga meninggal. Kepergiannya juga sebagai sebuah upaya penebusan dosa umat manusia.
Namun, berabad-abad sejak ketiadaannya di tiang salib, pertanyaan mengenai hari kelahirannya sering menjadi bahan diskusi. Kapan sebetulnya putera Maria tersebut dilahirkan?
Catatan mengenai kelahiran Yesus Kristus dapat ditemukan dalam berbagai dokumen. The Apostolic Constitution (70 Masehi), berisi tulisan para rasul dan menunjukan perayaan natal utamanya pada tanggal 25 bulan kesembilan yang berarti 25 Kislev dalam Kalender Yahudi. Festa Christianorum (115-181 Masehi) menunjukan bahwa perayaan natal adalah tanggal 25 Desember. Adversus Haereses (160-202 masehi) merupakan buku yang ditulis oleh Iranaeus dan dikatakan bahwa Yesus dikandung Maria sejak 25 Maret dan setelah sembilan bulan lahir pada tanggal 25 Desember (Marbun, 2023).
Tolop O. Marbun (2023), menginterpretasikan bahwa 25 Kislev Kalender Yahudi adalah tanggal 25 Desember Masehi yang didasarkan Kalender Gregorian. Terkadang kedua tanggal tersebut bisa bertepatan di hari yang sama. Seperti pada tahun 2024 maupun 5 Sebelum Masehi.
Sementara itu ada rujukan bahwa natal terjadi pada tanggal 6 Januari. Hal ini merupakan implikasi dari penggunaan Kalender Julian yang memang memiliki perbedaan hari dengan Kalender Gregorian.
Pada masa sekarang natal lebih banyak dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Umat kristiani di Indonesia memiliki berbagai cara dan keunikan dalam merayakan natal, meski tidak ada salju seperti di Eropa tetapi masyarakat di daerah-daerah ini mengadakan tradisi yang spesial dan hangat.
Masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara menyembelih dan memasak hasil sembelihan tersebut. Tradisi ini disebut sebagai Marbinda dan Marhobas. Lain lagi dengan masyarakat di Jawa Tengah yang menghadirkan pementasan wayang wahyu dengan khidmat. Sementara itu masyarakat kristiani di Bali membuat ngejot dan penjor, yang berakar dari budaya Hindu lokal di pulau ini.
Demikian mengenai sejarah natal. Semoga membantu!
