Rabies Renggut 20 Nyawa Selama 2025, Anjing di NTT Wajib Dikandangkan

Posted on

Sebanyak 20 orang meninggal dunia akibat gigitan hewan penular rabies (GHPR) di sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), selama Januari sampai Agustus 2025. Untuk itu, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena akan fokus memberantas rabies. Salah satu caranya dengan mengandangkan hewan peliharaan seperti anjing.

Hal itu disampaikan Melki, sapaan Melkiades, dalam pidato pembangunan memperingati HUT RI ke-80, di kantor Gubernur NTT, Kupang, Sabtu (16/8/2025).

“Penanggulangan rabies menjadi perhatian serius pemerintah, hingga Agustus 2025, tercatat 16.939 kasus gigitan HPR dengan korban 20 orang. Tersebar di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Timor Tengah Selatan (TTS), Sikka, Nagekeo, Lembata dan Kabupaten Ngada,” terang Melki.

Menurut Melki, pemerintah terus mendistribusikan vaksin dan serum antirabies ke seluruh rabies center di NTT. Selain itu, pemerintah juga terus memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dalam penanganan sesuai protokol serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar waspada dan memahami langkah penanganan gigitan hewan penular rabies.

Melki juga meminta seluruh masyarakat yang memiliki hewan yang berpotensi menularkan rabies untuk mengandangkan hewan-hewan tersebut selama dua bulan ke depan.

“Kami juga sudah mengeluarkan surat instruksi Gubernur, dan mulai bulan September nanti selama dua bulan seluruh hewan peliharaan yang berpotensi menyebarkan rabies harus diikat dan tidak boleh keluar rumah. Selama dua bulan mulai bulan September-Oktober 2025 tidak boleh keluar rumah untuk kita memutus mata rantai rabies. Bila tidak maka akan kami tindak,” tegas Melki.

Dia pun meminta seluruh masyarakat untuk disiplin mematuhi peraturan pemerintah. “Kami sudah instruksikan kepada semua bupati dan wali kota se-NTT,” tegas mantan anggota DPR RI itu.

Dalam pidatonya, Melki juga menegaskan akan memperkuat peran posyandu serta kader kesehatan dalam upaya menurunkan angka stunting. Dia mengungkapkan saat ini NTT memiliki 441 puskesmas dan 67 rumah sakit.

“Tapi masih banyak pekerjaan rumah terutama dalam menekan tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta mengendalikan penyakit seperti TBC, DBD, rabies, dan stunting, yang terus dikerjakan,” tandas politikus Golkar itu.