Rencana pembangunan jalan tol dari Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat sampai Pelabuhan Kayangan Kabupaten Lombok Timur membutuhkan anggaran Rp 16 triliun sampai dengan Rp 22 triliun. Proyek ditargetkan bisa dimulai pada 2031.
Kepala Dinas PUPR NTB Sadimin mengatakan rencana pembangunan jalan tol Lembar-Kayangan sudah masuk dalam penanganan tahun 2025-2029 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 367/KPTS/M/2023 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional 2020-2040.
Dia mengatakan biaya pembangunan jalan tol ini berdasarkan hasil studi kelayakan atau pra feasibility study (FS) yang dilakukan pada tahun 2024.
“Kalau di dalam pra FS untuk fisik dibutuhkan anggaran Rp 16 triliun sampai Rp 22 triliun totalnya,” kata Sadimin, Senin (2/6/2025).
Sadimin menjelaskan berdasarkan hasil kajian pra FS, pembangunan jalan ini akan melewati tiga kabupaten, yakni Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
“Opsinya, jalan ini akan melalui jalur utara dimulai dari Lembar sampai Kayangan. Kedua melalui jalur selatan mulai dari Lembar melewati patung sapi Gerung, Lombok Barat sambung menuju Jalan Bypass Bandara Internasional Lombok langsung ke Pelabuhan Kayangan,” katanya.
Opsi ketiga melalui jalur tengah dari Lembar melewati Jalan Bypass ke Praya Lombok Tengah, selanjutnya menuju ke Kayangan Lombok Timur.
“Hasil kajian pra FS dilihat dari berbagai macam baik survei dan lahan, sehingga dari tiga pilihan itu, paling memungkinkan adalah melalui jalur tengah,” ujar Sadimin.
Sadimin mengatakan skema pembiayaan pembangunan jalan ini sepenuhnya oleh investor melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
“Karena memakai APBN tidak mungkin, mengingat anggaran yang digunakan cukup besar. Kalau daerah hanya untuk pembebasan lahannya saja,” ujarnya.
Untuk pembebasan lahan saja, Sadimin berujar, dibutuhkan anggaran Rp 1,95 triliun untuk di tiga kabupaten, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
“Total lahan yang dibebaskan sepanjang sekitar 440 meter persegi di Lombok Barat dengan nilai pembebasan Rp 300 miliar, Lombok Tengah luas lahan 1.917 meter persegi dengan nilai pembebasan Rp 1 triliun dan Lombok Timur luas lahan 1.978 meter persegi dengan nilai pembebasan Rp 600 miliar,” ujarnya.
Luas lahan dibebaskan 60 meter hanya untuk lebar jalan dengan panjang mencapai 82 kilometer dengan model enam jalur.
“Dalam pra FS jalan ini ditargetkan baru bisa dikerjakan di tahun 2031. Kan kajian pra FS ini 100 persen pembiayaannya ditanggung pemerintah, sehingga masih butuh kajian lagi studi kelayakan lanjutan,” tegas Sadimin.
Oleh karena itu, untuk mempercepat pembangunan jalan tol ini, Pemprov NTB siap mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan pada pelaksanaan studi kelayakan pada 2025.
“Pusat bisa melakukan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), sehingga di akhir masa jabatan gubernur ada yang terealisasi minimal segmen satu,” katanya.
Menurut Sadimin, pada dasarnya pemerintah daerah sifatnya hanya mendorong pembangunan jalan ini. Secara kebijakan sepenuhnya ada di Kementerian PUPR.
Sadimin juga menegaskan keberadaan jalan tol Lembar-Kayangan nantinya menjadi jalur logistik nasional. Karena, jalur logistik nasional Lembar-Kayangan saat ini cukup padat dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
“Artinya dengan adanya jalan tol, nantinya jarak tempuh bisa diperpendek menjadi 1,5 jam akan mengurai kemacetan,” tandasnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.