MPLS di Klungkung: Sekolah Sepi Murid, Siswa Diantar Bapak ke Sekolah

Posted on

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026 resmi dimulai hari ini di Kabupaten Klungkung, Bali. Pantauan infoBali di SDN 3 Banjarangkan menunjukkan siswa-siswa kelas I antusias mengikuti kegiatan hari pertama MPLS, termasuk saat pemaparan materi bertajuk Budaya Anak Indonesia Sehat.

Anak-anak terlihat aktif memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan guru, hingga bernyanyi bersama.

Di sekolah ini, hanya ada satu rombongan belajar kelas I dengan total 29 siswa. Jumlah tersebut terbilang cukup dibanding sejumlah sekolah lainnya di Klungkung yang mengalami kekurangan murid, terutama di wilayah Kecamatan Banjarangkan dan Nusa Penida.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung, I Ketut Sujana, mengatakan pihaknya telah mengambil langkah penggabungan atau regrouping terhadap sekolah-sekolah dengan jumlah siswa di bawah 60 orang.

“Sekolah di-regrouping supaya proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Kan menimbang juga tenaga pendidik dan kependidikannya masih kurang,” ujar Sujana saat dihubungi infoBali, Senin (21/7/2025).

Di Kecamatan Banjarangkan, SD Negeri 1 Negari akan digabung ke SD Negeri 3 Negari, SD Negeri 2 Negari ke SD Negeri 3 Banjarangkan, dan SD Negeri 2 Tihingan ke SD Negeri 3 Tihingan.

Sementara di Nusa Penida, SD Negeri 2 Tanglad akan digabung ke SD Negeri 1 Tanglad, SD Negeri 2 Sekartaji ke SD Negeri 1 Sekartaji, SD Negeri 6 Ped ke SD Negeri 2 Ped, serta SD Negeri 3 Kutampi ke SD Negeri 5 Kutampi.

Kepala SDN 3 Banjarangkan, I Wayan Srinati, membenarkan adanya satu siswa baru yang berasal dari wilayah Negari. Namun ia menegaskan siswa tersebut bukan hasil dari regrouping.

“Betul, ada yang dari Negari. Tapi, bukan pindahan dari sana. Dia memang mendaftar di sini lewat jalur domisili,” terang Sri.

Sri menjelaskan, meskipun keluarga siswa itu tinggal dekat dengan SDN 2 Negari, namun karena alamat di Kartu Keluarga (KK) berada di Dusun Pagutan, siswa tersebut bisa mendaftar ke SDN 3 Banjarangkan.

MPLS di SDN 3 Banjarangkan berlangsung sejak pukul 07.30 Wita hingga 10.05 Wita dan dijadwalkan selama lima hari. Pada hari pertama, siswa menerima berbagai materi seperti Pertemuan Pagi Ceria, Pengenalan Pencegahan Kekerasan (Bullying), dan Pengenalan Karakter Mandiri.

Sri mengatakan seluruh siswa diantar oleh orang tua mereka. Sekolah juga memberikan imbauan lisan kepada wali murid agar para ayah ikut mengantar anak sebagai bagian dari Hari Bapak Teladan.

“100 persen tadi diantar orang tua. Kami minta supaya diantar bapak-bapaknya. Kan ada imbauan lisan dari Disdikpora tentang Hari Bapak Teladan. Tapi, hari ini masih banyakan ibunya yang antar. Karena anak lebih dekatnya ke ibu,” imbuh Sri.

Sejumlah ayah terlihat hadir di sekolah untuk menjemput anak mereka. Salah satunya adalah Dewa Gede Putra Sugiana, warga Dusun Tegal Besar, Desa Negari, yang datang bersama istrinya.

“Iya, diberitahukan untuk antar-jemput anak oleh sekolah. Tadi sudah antarnya. Anaknya yang sekolah, orang tuanya yang nggak bisa tidur karena saya dari jauh,” cerita Dewa Putra.

Ada pula seorang kakek bernama Dewa Made Tirta Yasa dari Banjar Pagutan, Banjarangkan, yang rutin menjemput cucunya sejak TK. Ia mengatakan kegiatan antar-jemput sudah menjadi kebiasaan keluarga.

“TK cucu saya kan dulu di Gianyar, itu sudah bisa diantar dan dijemput. Sekolah jauh karena keinginan anaknya pakai baju polisi. Sekarang tinggal lanjut di SD saja,” ujar Dewa Tirta.

Siswa Baru Lewat Jalur Domisili

Siswa Diantar Bapak