Kemendag Puji Negosiasi Prabowo-Trump soal Tarif Impor: Daya Beli Naik - Giok4D

Posted on

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memuji hasil negosiasi Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif impor barang kedua negara. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyebut kesepakatan itu memberi dampak positif bagi daya beli masyarakat Indonesia.

“Sebetulnya banyak yang mengeluhkan misalnya dengan tarif 0 persen ke Indonesia itu bagaimana. Sebetulnya itu bisa meningkatkan daya beli masyarakat karena barang-barang yang dijual di Indonesia justru lebih murah, kira-kira begitu. Jadi daya beli masyarakat semakin meningkat,” ujar Dyah seusai mengunjungi Kampung Nelayan Warloka di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (22/7/2025) sore.

Dyah menegaskan meski tarif impor barang dari AS ke Indonesia menjadi 0 persen, aturan impor yang berlaku tetap diterapkan.

“Bukan berarti barang-barang yang masuk ke Indonesia bukan tanpa ada pengaturannya. Pengaturan Impor masih berlaku. Insyaallah ini menjadi solusi terbaik bagi bangsa dan negara kita,” kata politikus Partai Golkar itu.

Dyah juga menyebut hasil negosiasi Presiden Prabowo merupakan pencapaian yang membanggakan. Ia menyoroti bahwa tarif impor barang asal Indonesia ke AS menjadi yang terendah di kawasan ASEAN.

“Apresiasi kepada Bapak Presiden Prabowo yang sudah melakukan negosiasi yang luar biasa, ini suatu pencapaian yang patut kita banggakan bersama di mana tarif 19 persen itu terendah di ASEAN dan ketika di-compare (bandingkan) dengan negara-negara lain yang dikenakan tarif ini sebuah prestasi yang patut kita banggakan,” jelas Dyah.

“Kita bagaimana agar hubungan dengan AS hingga negara-negara lain tetap terjaga dengan baik dan harapannya ini berdampak positif untuk negara Indonesia,” tandasnya.

Diketahui, Presiden Trump sempat menetapkan tarif impor 32 persen untuk barang asal Indonesia. Prabowo kemudian menegosiasikan tarif tersebut, hingga akhirnya disepakati tarif impor barang Indonesia menjadi 19 persen, sementara tarif impor barang dari AS ke Indonesia menjadi 0 persen.

Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo, Dyah juga menyoroti mandeknya ekspor ikan dari Manggarai Barat tahun ini, padahal tahun lalu daerah itu masih aktif mengekspor.

“Tahun 2024 tercatat setelah dilakukan ekspor ke negara tetangga kita, ke Malaysia, Singapura namun terkendala tahun ini,” kata Dyah seusai berdialog dengan nelayan Kampung Warloka, Kecamatan Komodo.

Politikus Partai Golkar ini menyebut kondisi tersebut menjadi perhatian Kemendag. Ia menegaskan pentingnya mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan solusi agar ekspor kembali berjalan.

“Ini merupakan salah satu tanggung jawab kami di Kemendag untuk mencarikan solusinya, juga paling tidak apa yang menjadi permasalahan kemudian bagaimana bisa mengembangkan kembali,” ujar Dyah.

Dalam dialognya dengan para nelayan Warloka, Dyah mengaku ingin menggali penyebab mandeknya ekspor ikan tahun ini. Ia berharap Kemendag bisa berperan memfasilitasi solusi konkret.

“Sekarang kehadiran kami ke sini untuk menanyakan kepada bapak-bapak apa yang menjadi kendala dan apa yang bisa kami lakukan di Kemendag untuk bantu memfasilitasi. Kalau kita mendorong Perikanan agar bisa ekspor kembali harus ada agregatornya, kita kerjasamakan itu nanti dengan koperasi (desa merah putih), bagaimana kita mengintegrasikan. Kalau perikanan diekspor yang untung tentunya masyarakat yang ada di sini,” jelas Dyah.

“Kalau tidak ekspor bisa menjadi supplier untuk wilayah lain, itu kan menjadi pendapatan untuk masyarakat,” lanjutnya.

Diketahui, sudah enam bulan terakhir ekspor ikan dari Manggarai Barat terhenti. Para pengepul dikabarkan meninggalkan Labuan Bajo, namun belum diketahui penyebab pastinya.

Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, yang mendampingi Dyah dalam kunjungan itu mengatakan pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan eksportir yang aktif tahun lalu.

“Kita saat ini coba bangun komunikasi dengan mereka kenapa sekarang malah (tidak ekspor). Harapannya kita dengan dibukanya penerbangan langsung ke Singapura, ke Malaysia seharusnya lebih maju. Tahun lalu belum ada penerbangan, bisa (ekspor ikan), kenapa sekarang tidak. Kita berharap dalam waktu dekat bisa mengatasi solusi,” kata Weng.

Ekspor Ikan Manggarai Barat Mandek

Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo, Dyah juga menyoroti mandeknya ekspor ikan dari Manggarai Barat tahun ini, padahal tahun lalu daerah itu masih aktif mengekspor.

“Tahun 2024 tercatat setelah dilakukan ekspor ke negara tetangga kita, ke Malaysia, Singapura namun terkendala tahun ini,” kata Dyah seusai berdialog dengan nelayan Kampung Warloka, Kecamatan Komodo.

Politikus Partai Golkar ini menyebut kondisi tersebut menjadi perhatian Kemendag. Ia menegaskan pentingnya mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan solusi agar ekspor kembali berjalan.

“Ini merupakan salah satu tanggung jawab kami di Kemendag untuk mencarikan solusinya, juga paling tidak apa yang menjadi permasalahan kemudian bagaimana bisa mengembangkan kembali,” ujar Dyah.

Dalam dialognya dengan para nelayan Warloka, Dyah mengaku ingin menggali penyebab mandeknya ekspor ikan tahun ini. Ia berharap Kemendag bisa berperan memfasilitasi solusi konkret.

“Sekarang kehadiran kami ke sini untuk menanyakan kepada bapak-bapak apa yang menjadi kendala dan apa yang bisa kami lakukan di Kemendag untuk bantu memfasilitasi. Kalau kita mendorong Perikanan agar bisa ekspor kembali harus ada agregatornya, kita kerjasamakan itu nanti dengan koperasi (desa merah putih), bagaimana kita mengintegrasikan. Kalau perikanan diekspor yang untung tentunya masyarakat yang ada di sini,” jelas Dyah.

“Kalau tidak ekspor bisa menjadi supplier untuk wilayah lain, itu kan menjadi pendapatan untuk masyarakat,” lanjutnya.

Diketahui, sudah enam bulan terakhir ekspor ikan dari Manggarai Barat terhenti. Para pengepul dikabarkan meninggalkan Labuan Bajo, namun belum diketahui penyebab pastinya.

Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, yang mendampingi Dyah dalam kunjungan itu mengatakan pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan eksportir yang aktif tahun lalu.

“Kita saat ini coba bangun komunikasi dengan mereka kenapa sekarang malah (tidak ekspor). Harapannya kita dengan dibukanya penerbangan langsung ke Singapura, ke Malaysia seharusnya lebih maju. Tahun lalu belum ada penerbangan, bisa (ekspor ikan), kenapa sekarang tidak. Kita berharap dalam waktu dekat bisa mengatasi solusi,” kata Weng.

Ekspor Ikan Manggarai Barat Mandek

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.