Program Future School Diluncurkan di Flotim, Guru Akan Dapat Insentif

Posted on

Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, akan memberikan insentif kepada para guru yang sekolahnya menjalankan program Future School. Hal itu diungkapkan Anton pada saat launching program Future School di Gedung Orang Muda Katolik, Rabu (23/7/2025).

“Mulai dari 6 sekolah (SDK Kalike, SDK Larantuka II, SDK Leworita, SDI Bungalawan, SMPN Satap Lamawolo, SMPK Satap St. Isidorus Lewotala). Sekolah lain menyusul. Nanti kami buat panduan insentif ditetapkan untuk memberikan semangat kepada bapak ibu guru,” kata Anton Doni dalam sambutanya.

Anton mengatakan program Future School adalah cara untuk memastikan eksistensi partisipasi generasi masa depan Flores Timur yang berkualitas dalam lingkungan dunia usaha ekonomi baru.

“Future school tidak bermaksud mengubah kurikulum. Program Future School adalah cara kami memastikan eksistensi partisipasi generasi masa depan kita secara berkualitas,” imbuhnya.

Anton merinci data pengangguran di Indonesia mendekati angka 10 persen setara dengan 1 juta orang. “Pengangguran kita 7 juta tidak kurang dari tahun ke tahun selama 5 tahun. Di dalam itu, sarjana sekitar 8 persen dari 1 juta itu,” paparnya.

Anton berharap deklarasi Future School hari ini bukan kerja perancangan final tetapi perjalanan untuk menyempurnakan kerja-kerja selanjutnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda, menyebut Future School merupakan visi Lompatan Jauh Flores Timur yang berorientasi pada realitas virtual menjadi bagian integral yang dipadukan dalam bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa daerah.

“Future School menekankan peningkatan kreativitas dan ketahanan mental bukan hanya aspek akademik. Pembelajaran dititikberatkan pada prestasi bersama buka prestasi pribadi,” ujarnya.

Selain itu, Felix berharap ada pengembangan ruang interaksi sosial, dan memperbanyak keterampilan baik itu di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Serta memberikan ruang aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

Ketua Yayasan Pendidikan Katolik (Yapersuktim), Romo Thomas Labina, menjelaskan dalam belajar siswa harus diajar untuk mengenal mutu bukan poin. Selain itu, leader dan manajer harus seiring sejalan dalam pelaksanaan pendidikan tersebut.

“Leader berkaitan dengan karakter, manajer lebih berkaitan dengan kerja,” paparnya.

Thomas Labina melihat serapan tenaga kerja di Indonesia masih jauh panggang dari api.

“Serapan tenaga kerja untuk sekolah dasar (SD) ada 41 persen saja yang bekerja, SMP 18 persen yang bekerja, SMA 18 persen yang bekerja, SMK 11 persen yang bekerja, DI, DII, dan DIII bekerja 3 persen, Perguruan tinggi ada 10 persen yang masuk dalam dunia kerja,”

Untuk diketahui, Future School atau Sekolah Masa Depan merupakan salah satu program strategis bidang pendidikan untuk mendukung visi “Lompatan Jauh” Kabupaten Flores Timur. Program ini merujuk pada pendekatan pendidikan yang inovatif dan berorientasi pada masa depan, berupaya mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dan peluang abad ke-21.

Pendekatan ini berbeda dari model pendidikan tradisional dengan menekankan pembelajaran yang dipersonalisasi, berbasis proyek, digital, global, dan STEAM untuk menciptakan insan pembelajar di Kabupaten Flores Timur.

Ada 7 pilar Future School yakni Bilingual clas, pembelajaran berbasis digital, literasi, numerasi dan HOTS, budaya positif, sekolah ramah lingkungan, manajemen sekolah berbasis digital.