Gunung Lewotobi Meletus, Jalur Trans Larantuka-Maumere Lumpuh

Posted on

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus, tadi siang sekitar pukul 14.10 Wita. Erupsi ini membuat warga yang tengah melintas di jalur Trans Larantuka-Maumere terpaksa putar balik karena jalur tersebut melewati Desa Dulipali yang masuk dalam radius Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Warga Desa Klatanlo, Ito Leba, menceritakan saat dirinya dan kerabatnya dalam perjalanan menuju Klatanlo, tiba-tiba Gunung Lewotobi Laki-laki meletus. Ia mengaku tidak mendengar suara letusan karena sedang berada di atas sepeda motor.

“Kami mau ke Klatanlo, tiba-tiba pas di Desa Nobo, gunung meletus. (Kami) ke Klatanlo lihat rumah, hasil akhirnya putar balik,” ujar Ito kepada infoBali, Jumat (11/7/2025).

Ia menambahkan, letusan hanya terlihat dari kejauhan. “Tidak dengar bunyi, cuma lihat erupsinya,” imbuhnya.

Sementara itu, warga Desa Boru, Erson Soge, mengaku sempat mendengar suara ledakan, meski tidak terlalu besar.

“Ledak hanya tdak terlalu besar. Abu ke arah selatan,” ujarnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avi Manggota Hallan, mengatakan masih ada warga yang bertahan di Dusun Podor dan Kampung Baru, Kecamatan Wulanggitang. Dua wilayah tersebut menurut kajian masuk dalam radius zona merah KRB.

“Minggu depan BPBD ke Podor dan Kampung Baru pastikan berapa warga yang masih menetap di sana. Info yang kami terima ada warga dari desa dalam KRB yang mengungsi ke sana juga,” kata Avi Hallan, Jumat.

Ia menjelaskan, pada pendataan sebelumnya tanggal 20 Juni 2025, tim BPBD mendapati 28 kepala keluarga masih bertahan.

“Tanggal 20 Juni itu saya dan tim saya ke sana, ketuk setiap rumah. Rumah tertutup, kami dengar suara-suara jadi kami ketuk. Kami jalan di antara abu vulkanik,” ujarnya.

Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini berstatus Level IV atau Awas. Erupsi memuntahkan kolom abu setinggi sekitar 4.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.584 meter di atas permukaan laut.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi kurang lebih 1 menit 51 info,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, dalam keterangan resminya.

Emanuel menyebut, saat erupsi terdengar suara gemuruh dan dentuman sedang dari Pos PGA.

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dan Sektoral Barat Daya – Timur Laut 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” imbuhnya.

Emanuel meminta warga tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti arahan pemerintah daerah. Warga juga diimbau mewaspadai potensi banjir lahar hujan bila terjadi hujan deras, terutama di kawasan Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Warga Masih Bertahan di Zona Merah