Emosi Ayah Prada Lucky Meluap: Bubarkan Negara, Nyawa Dibayar Nyawa!

Posted on

Serma Christian Namo menuntut keadilan atas kematian anaknya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI yang tewas diduga dianiaya seniornya di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan penuh amarah, Christian menyatakan siap membubarkan negara hingga membakar bendera merah putih jika keadilan untuk anaknya tidak ditegakkan. Ia menuntut pelaku dihukum mati.

Pernyataan itu disampaikan di rumah duka di Kupang, dengan peti jenazah Lucky yang dibungkus bendera merah putih berada di belakangnya.

“Merah putih bakar aja, bakar ini merah putih (sambil memperlihatkan warga merah putih di lengan kanan seragam TNI yang pakainya). Bubarkan negara. Percuma Indonesia, bubar, bubarkan Indonesia. Merah putih saya pakai buat apa, bubarkan Indonesia ini, nggak usah jadi negara, tentara yang omong, bukan kaleng-kaleng,” tegas Christian dalam video yang dilihat infoBali, Jumat (8/8/2025).

Ia kemudian menunjukkan dua anaknya yang masih kecil, sambil bertanya apakah mereka juga harus menjadi korban.

“Ini anak saya, lihat ini. Apa perlu korban terus,” ujarnya.

Christian menegaskan tak ada yang bisa membungkamnya untuk bicara kebenaran dan menuntut keadilan atas kematian anaknya.

“Nggak ada yang berani tutup mulut saya, siapapun itu gak ada yang berani. Untuk kebenaran dan keadilan, berani sentuh saya, nyawa saya taruhan,” katanya.

Menurutnya, masalah ini hanya akan selesai ketika ia sudah tiada. Selama masih hidup, ia akan terus menuntut keadilan.

“Saya mati dulu baru masalah ini selesai. Selama saya hidup saya kejar terus. Kalau sempat tidak dapat keadilan, Indonesia bubar, merah putih (tunjuk merah putih di seragam TNI), bakar aja, bakar ini merah putih, bubarkan negara,” ujarnya.

Christian juga menantang siapa pun yang ingin membungkamnya.

“Siapa yang berani tes mulut saya, ayo mari sini saya lawan. Demi keadilan saya mengurus keadilan dan kebenaran. Saya tentara, silahkan jalur tentara mengurus keadilan. Saya pakai jalur hak asasi saya sebagai manusia. Silahkan kau lawan, kau mau tentara, mau apa, lawan saya,” lanjutnya.

Ia kembali menegaskan tuntutan hukuman mati bagi pelaku agar tidak ada korban serupa di kemudian hari.

“Dengar baik-baik, merah putih bubarkan aja, saya tanggung jawab, merah putih bubarkan aja, negara Indonesia bubarkan saja kalau keadilan memang tidak akan terjadi dan nyawa saya taruhan. Ingat baik-baik ya, ini kata keras, saya tentara, tentara merah putih, jiwa saya merah putih, bukan kaleng-kaleng,” katanya.

“Nyawa dibayar nyawa itu masih kecil, saya tunggu keadilan, kalau bisa semua dihukum mati. Satu catatan, biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik, anak tentara aja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” tegasnya.

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo Mbay, Kabupaten Nagekeo. Prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere Nagekeo itu ditemukan dengan luka lebam di tubuhnya dan diduga dianiaya senior sesama prajurit TNI.

Empat prajurit TNI telah dibekuk Polisi Militer (POM) karena diduga menganiaya Lucky hingga tewas. Mereka kini ditahan di ruang tahanan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende.

“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU,” kata Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, Jumat (8/8/2025).

Christian menegaskan tak ada yang bisa membungkamnya untuk bicara kebenaran dan menuntut keadilan atas kematian anaknya.

“Nggak ada yang berani tutup mulut saya, siapapun itu gak ada yang berani. Untuk kebenaran dan keadilan, berani sentuh saya, nyawa saya taruhan,” katanya.

Menurutnya, masalah ini hanya akan selesai ketika ia sudah tiada. Selama masih hidup, ia akan terus menuntut keadilan.

“Saya mati dulu baru masalah ini selesai. Selama saya hidup saya kejar terus. Kalau sempat tidak dapat keadilan, Indonesia bubar, merah putih (tunjuk merah putih di seragam TNI), bakar aja, bakar ini merah putih, bubarkan negara,” ujarnya.

Christian juga menantang siapa pun yang ingin membungkamnya.

“Siapa yang berani tes mulut saya, ayo mari sini saya lawan. Demi keadilan saya mengurus keadilan dan kebenaran. Saya tentara, silahkan jalur tentara mengurus keadilan. Saya pakai jalur hak asasi saya sebagai manusia. Silahkan kau lawan, kau mau tentara, mau apa, lawan saya,” lanjutnya.

Ia kembali menegaskan tuntutan hukuman mati bagi pelaku agar tidak ada korban serupa di kemudian hari.

“Dengar baik-baik, merah putih bubarkan aja, saya tanggung jawab, merah putih bubarkan aja, negara Indonesia bubarkan saja kalau keadilan memang tidak akan terjadi dan nyawa saya taruhan. Ingat baik-baik ya, ini kata keras, saya tentara, tentara merah putih, jiwa saya merah putih, bukan kaleng-kaleng,” katanya.

“Nyawa dibayar nyawa itu masih kecil, saya tunggu keadilan, kalau bisa semua dihukum mati. Satu catatan, biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik, anak tentara aja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” tegasnya.

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo Mbay, Kabupaten Nagekeo. Prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere Nagekeo itu ditemukan dengan luka lebam di tubuhnya dan diduga dianiaya senior sesama prajurit TNI.

Empat prajurit TNI telah dibekuk Polisi Militer (POM) karena diduga menganiaya Lucky hingga tewas. Mereka kini ditahan di ruang tahanan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende.

“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU,” kata Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, Jumat (8/8/2025).