Wamen Kehutanan Soroti Jalur Pendakian ke Puncak Kaldera Gunung Tambora

Posted on

Wakil Menteri (Wamen) Kehutanan, Sulaiman Umar, mendaki gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB). Wamen ke puncak Kaldera Tambora lewat jalur Doroncanga, Kabupaten Dompu, NTB, yang dikenal juga jalur off road itu, untuk mengecek jalur pendakian.

“Pak Wamen dua hari, satu malam di sana. Menginap di pos tiga Doroncanga,” Kata Kepala Taman Nasional (TN) Tambora, Abdul Azis Bakry, kepada infoBali, Jumat, (25/7/2025).

Sebelum mendaki kaldera Tambora, Azis berujar, Sulaiman meresmikan resor Sanctuary (pusat pelestarian satwa) Rusa Timor di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, pada Rabu, (23/7/2025). Suaka margasatwa seluas 2 hektare itu sebagai tempat habitat rusa timor, satwa dilindungi yang diserahkan masyarakat dan tempat edukasi masyarakat pecinta alam.

Menurut Azis, Sulaiman naik ke puncak Tambora pada Rabu sore, untuk memastikan kondisi empat jalur pendakian resmi di Gunung Tambora, seperti jalur tracking murni di Pancasila dan Kawinda Toi, serta jalur off road di Piong dan Doroncanga.

“Pak Wamen langsung melihat kaldera Tambora melalui jalur Off Road Doroncanga, pada Kamis 24/7/2025),” ujarnya.

Sepanjang jalan, Sulaiman melihat masih banyak hal-hal yang perlu menjadi perhatian, terutama di jalur pendakian yang memiliki risiko adanya kecelakaan setelah pos tiga jalur Doroncanga. Yakni, adanya beberapa titik lubang dan titik kemungkinan pendaki bisa mengalami kecelakaan.

“Wamen berharap di titik ini dipasang papan pengumuman atau tanda warning sehingga pendaki bisa lebih waspada dan aman saat mendaki,” ungkap Azis.

Sesampai di puncak Kaldera Tambora, Sulaiman menyoroti jalur di atas puncak pinggir kaldera Tambora. Ia meminta agar dibuatkan pengaman sehingga para pendaki tak melintas ke pinggir kaldera yang akan beresiko tinggi bagi pendaki seperti jatuh ke bawah.

Menurut Azis, Sulaiman juga mengarahkan harus ada papan informasi untuk hati-hati di atas puncak Kaldera Tambora. Kemudian membangun satu bangunan fisik atau pagar yang membatasi pendaki melintasi di area tersebut.

“Hal ini berlaku bagi semua kegiatan pendakian di seluruh taman nasional. Menjadi warning dan evaluasi adanya kejadian di Taman Nasional Rinjani,” jelas Azis.

Menurutnya, mekanisme pendakian Gunung Tambora tetap melapor di resor yang ada di sana. Lalu meregistrasi dan menandatangani surat pernyataan tanggung jawab masing-masing ketika ada sesuatu hal yang tak inginkan terjadi.

“Harus ada surat kesehatan. Yang tidak kalah penting, pendaki harus memastikan zero waste sesuai arahan Menteri,” katanya.

Sejauh ini, Azis menambahkan pendakian di semua jalur resmi belum ada hal-hal yang berisiko tinggi terjadi. Dalam hal pengelolaan pendakian, TN Tambora ikut melibatkan masyarakat lokal. Setiap pendaki wajib didampingi oleh pemandu atau porter dari masyarakat sekitar.

“Untuk jumlah pendakian tiap tahun terus meningkat, termasuk juga WNA. Baik yang mendaki melalui jalur resmi maupun jalur tikus. Namun, yang lebih ramai jalur tracking di Pancasila,” pungkas Azis.