Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur meminta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menggratiskan biaya pendidikan untuk anak-anak terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Gunung api di Flores Timur itu kini berstatus Level IV (Awas).
Permintaan itu disampaikan Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, saat rapat secara virtual dengan Menteri PMK di Jakarta, Rabu (18/6/2025). Ignas Uran menilai pendidikan anak-anak pengungsi perlu diperhatikan demi masa depan mereka.
“Bukan soal kebutuhan makan minum, tapi keberlanjutan masa depan terutama pendidikan anak-anak. Mohon atensinya bahwa minimal di keenam desa ini pendidikan bisa digratiskan,” kata Ignas Uran, Kamis (19/6/2025).
Enam desa di Flores Timur yang masuk kawasan rawan bencana (KRB), yakni Desa Nobo, Dulipali, Hokeng Jaya, Boru, Nawokote, dan Desa Klatanlo. Ignas Uran menyebut ratusan warga memilih pulang-pergi dari pengungsian ke rumah mereka karena keadaan.
“Saya menjelaskan alasan mereka pergi-pulang dan mulai bermalam yang sangat beresiko. Karena itu, pendidikan gratis bagi desa KRB (kawasan rawan bencana) bisa jadi pilihan pemerintah pusat,” ujar Ignas Uran.
Berdasarkan data BPBD Flores Timur per 16 Juni 2025, terdapat sebanyak 4.007 warga yang masih mengungsi di sejumlah pos pengungsian maupun mengungsi secara mandiri. Untuk diketahui, terdapat sebanyak 10 korban jiwa sejak Gunung Lewotobi erupsi pertama kali pada 3 September 2024.