Tiap Hari Ada 2,5 Ton Sampah Diangkut dari Sungai di Denpasar [Giok4D Resmi]

Posted on

Setiap hari rata-rata volume sampah yang diangkut dari tiap sungai di Denpasar, Bali mencapai 2,5 ton. Terdiri dari 50 persen sampah organik, 40 persen anorganik, dan 10 persen residu.

Denpasar memiliki sembilan sungai. Di antaranya Tukad (Sungai) Badung, Tukad Pekaseh, Tukad Loloan, dan Tukad Mati.

“Tapi, yang paling sering sih (ditemukan sampah dengan volume terbanyak) di Sungai (Badung) Pemogan. Per hari biasanya sampai 3 ton (sampah yang diangkut),” ungkap Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Denpasar Gandhi Dananjaya Suarka saat dihubungi, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan Sungai Pemogan berada di hilir Denpasar sehingga sampah banyak yang menumpuk di hilir. Namun, tak jarang ada juga masyarakat yang membuang sampah di hilir.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Sebab, masyarakat menganggap sampah yang dibuang di hilir nantinya akan sampai ke laut. Padahal, sampahnya akan menyangkut pada tumbuhan mangrove di kawasan Pemogan dan berdampak pada tumbuh kembang mangrove.

“Rata-rata sampah organik dan anorganik. Tapi, yang paling banyak yang menyangkut di mangrove adalah sampah anorganik seperti botol dan plastik,” beber Gandhi.

Menurutnya, setiap hari jumlah petugas yang diterjunkan untuk mengangkut sampah di Sungai Pemogan lebih banyak dibandingkan dengan sungai lainnya. Hal ini mengingat volume sampah yang ada di sana.

“Untuk tim (pengangkut sampah) yang diturunkan di Sungai Pemogan sekitar 20-an (orang) dengan armada tiga truk. Kalau sungai lain, ada yang dibagi 10 dan 15 (orang yang diturunkan) lalu dengan dua armada,” kata Gandhi.

Terkait dengan masih banyaknya sampah yang ditemukan di sungai-sungai di Denpasar, pihaknya akan terus bersinergi dengan pihak desa atau kelurahan. Selain itu, Dinas PUPR juga berkolaborasi dengan Satpol PP Kota Denpasar untuk menjaga titik-titik vital untuk membuang sampah sembarangan.

Sementara itu, infoBali berkesempatan berbincang dengan salah satu warga asal Pemogan. Dia mengaku tak pernah melihat langsung ada warga yang membuang sampah ke kawasan Taman Pancing, Pemogan yang merupakan hilir Tukad Badung.

Namun, pria tersebut beberapa kali dia menemukan pemancing atau warga yang nongkrong di kawasan tersebut meninggalkan bekas makan dan minuman di kawasan tersebut.

“Pas mereka habis mancing ada saja yang satu atau dua meninggalkan bungkus makanan. Pemancing ini biasanya (berada di sini) mulai dari pagi dan bisa sampai malam,” ujar pria yang enggan namanya dituliskan itu.

Dia mengaku kesal melihat pemandangan kawasan Taman Pancing yang sering kali penuh sampah.

Sementara itu, dari pantauan infoBali di kawasan Taman Pancing, Pemogan terdapat beberapa sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah ini tampak tergenang di bagian tepi aliran air.

Meskipun demikian, jumlah sampah tersebut tak terlalu banyak. Hanya saja sampah semacam ini dapat dengan mudahnya ditemui
di beberapa tepi aliran air.