Sampah per Hari 1.000 Ton, Pemkot Denpasar Baru Sanggup Kelola 200 Ton

Posted on

Sampah masih menjadi masalah pelik di Kota Denpasar. Saat ini, sampah yang dihasilkan di Kota Denpasar mencapai 1.000 ton per hari. Sementara, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar baru sanggup mengelola 200 ton sampah.

Pengelolaan 200 ton sampah tersebut dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), bank sampah, hingga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara masih menunggu kebijakan waste to energy pemerintah pusat terhadap sisa sampah yang tidak mampu dikelola.

“Cuma sekarang saat kami ingin melakukan market sounding di (TPST) Tahura, itu disuruh kami berhenti dulu karena katanya sekarang ada kebijakan baru untuk penanganan sampah ini akan dikerjakan oleh Danantara melalui PLN. Jadinya, kami ini menunda dulu, tinggal menunggu keputusan dari pusat,” beber Jaya Negara di kantor DPRD Kota Denpasar, Senin (28/4/2025).

Jaya Negara mengaku belum mengetahui tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi penanganan sampah dengan konsep mengolah limbah menjadi energi itu. Namun, kemungkinan besar lokasinya berada di luar Denpasar.

Sebab, Jaya Negara melanjutkan, lahan di TPST yang tak beroperasi di Denpasar sementara ini masih terikat dengan Bank Dunia. Dengan jumlah produksi sampah di Denpasar sebanyak 1.000 ton per hari, diprediksi jumlah lahan yang dibutuhkan sekitar lima hektare.

“Apakah nanti Bank Dunia membolehkan untuk melakukan waste to energy di sana, ini kembali ke kebijakan karena Bank Dunia kan melarang itu. Nah, apakah sekarang dengan adanya komitmen baru lagi sudah ada kebijakan baru juga dari Bank Dunia,” jelas Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali itu.

Jaya Negara mengungkapkan keberadaan tiga TPST di Denpasar akan dimanfaatkan untuk investasi lain. Dia menilai hal itu akan semakin baik dalam pengelolaan sampah ke depannya. Salah satunya, TPST Padangsambian yang akan mengelola sampah plastik.

“Karena plastik ini atau botol-botol kan masih bisa diolah kembali. Sehingga ini juga akan menjadi solusi terbaru,” ungkapnya.