Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sejumlah petani dan nelayan kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pihak SPBU mengaku solar kosong karena tak dipasok Pertamina.
“Sudah tiga hari saya bolak-balik ke SPBU Rabakodo untuk membeli solar. Namun selalu kosong,” ucap seorang petani, Hanafi, kepada infoBali, Sabtu, (20/12/2025).
Hanafi mengatakan membeli solar untuk keperluan mesin pertanian traktor. Mengingat saat ini, dirinya sedang membajak sawah. Karena stok solar kosong, Hanafi terpaksa pulang dan akan membeli solar ke SPBU lain.
“Karena solar sangat saya butuhkan, terpaksa harus beli ke SPBU lain, meski jaraknya sangat jauh dari rumah saya,” kata warga Desa Talabiu, Kecamatan Woha ini.
Hal sama juga diutarakan Ismail, nelayan asal Desa Rupe, Kecamatan Langgudu. Ia menyebut awalnya tak percaya diberitahu bahwa solar di SPBU Rabakodo kosong. Setelah tiba di lokasi, ternyata benar adanya.
“Datang ke sini sengaja membeli solar, meski sudah diingatkan bahwa solar kosong. Dan benar-benar kosong,” katanya.
Ia menuturkan selama ini dirinya bersama para nelayan di wilayah Kecamatan Langgudu membeli solar di SPBU Rabakodo. Selain diarahkan sesuai rekomendasi, jarak SPBU Rabakodo dengan tempat tinggalnya juga cukup dekat jika dibanding SPBU lain yang ada di Kabupaten Bima.
“Keberadaan SPBU Rabakodo cukup membantu kami para nelayan di Kecamatan Langgudu. Kalau membeli solar ke SPBU lain, harus mengeluarkan biaya transportasi tambahan karena jaraknya cukup jauh,” katanya.
Ismail berharap stok solar di SPBU Rabakodo dapat segera normal dan stabil. Karena kosongnya stok solar akan berdampak dan mengganggu aktivitas mereka sebagai nelayan.
“Karena tak ada solar, untuk sementara saya tidak melaut,” tandasnya.
Sementara pihak SPBU Rabakodo, Syahbuddin menjelaskan sudah tiga hari stok solar kosong. Penyebabnya, karena memang tidak dipasok oleh Pertamina.
“Betul (solar) kosong, karena tak ada lagi pasokan dari Pertamina,” Katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Syahbuddin menyebut sebenarnya pihak SPBU Rabakodo sudah mengajukan tambahan kuota solar kepada Pertamina Bima dengan menyerahkan berkas dokumen. Hanya saja, hingga kini belum ada tindak lanjutnya.
“Sudah sejak sebulan lalu kami informasikan ke Pertamina dan menyerahkan berkas dokumen untuk tambahan kouta solar. Tapi sampai saat ini belum direspons,” ujarnya.
Ia menambahkan, selama ini SPBU Rabakodo melayani pembelian solar untuk petani dan nelayan di beberapa kecamatan. Termasuk juga untuk kebutuhan transportasi barang.
“Untuk nelayan, kami melayani sampai ke wilayah Kecamatan Langgudu. Sementara petani sampai ke wilayah Kecamatan Parado,” tandasnya.
