Ular berbisa tinggi king cobra tengah merajalela di wilayah Bali barat yang mencakup Tabanan dan Jembrana. Dalam 11 hari terakhir, sudah ditemukan tiga induk king cobra. Masing-masing mengerami puluhan telur. Total, ada 120 butir telur yang diamankan.
Terakhir, Yayasan Reptil Asih Tabanan mengamankan seekor induk king cobra di Banjar Wani, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Senin (17/11/2025) pagi.
Ular dengan itu ditemukan bersarang di rumpun bambu tali saat warga hendak mencari bambu untuk keperluan Galungan.
“Hari ini (Senin) kami mengamankan indukan king cobra. Panjangnya 266 sentimeter (cm) dengan lingkar badan 13 cm. Dia bersarang di bambu tali dengan panjang sarang 91 cm,” papar Ketua Yayasan Reptil Asih Tabanan, Ni Putu Astridayanty, saat dikonfirmasi infoBali.
Saat diamankan, induk king cobra itu sedang mengerami 32 butir telur. “Kami langsung mengamankannya dan membawa ke penangkaran,” ujar Astrid.
Musim Bertelur King Cobra
Ia mengimbau agar warga selalu waspada terhadap ancaman king cobra. Pasalnya, di musim saat ini memang king cobra sedang bertelur dan menjaga sarangnya.
“Ular itu bisa puasa tiga bulan tidak makan dan hanya minum. Menjelang telur menetas, baru dia keluar mencari makan,” paparnya.
Menurutnya, di Tabanan dan Jembrana keberadaan king kobra saat ini sedang merajalela. Salah satu penyebabnya, pemangsa alami ular tersebut sudah menurun di alam liar akibat perburuan.
Sebelumnya, warga menemukan sarang king cobra di Banjar Payangan Greseh, Kecamatan Marga, pada Sabtu (15/11/2025). Induk king cobra itu ditemukan saat seorang warga hendak mencari bambu.
Astridayanty, mengatakan ular tersebut ditemukan sedang berada di sarangnya di rerimbunan pohon bambu. “Kami dapat laporan saat warga hendak mencari bambu untuk keperluan penjor persiapan Galungan dan Kuningan,” ujar Astrid saat dikonfirmasi Minggu (16/11/2025).
King cobra yang ditemukan kali ini berukuran lebih panjang dibanding temuan sebelumnya, yakni 3 meter. Ular yang ditemukan sebelumnya berukuran 2,5 meter. Saat diamankan, king cobra itu sedang mengerami 43 telur. Setelah diamankan, ular kemudian dipindahkan ke penangkaran.
“Ular dan telurnya kami amankan di penangkaran Reptil Asih Tabanan,” imbuh Astrid.
Induk King Cobra Puasa 3 Bulan
Menurut Astrid, induk betina king cobra biasanya akan puasa selama kurang lebih tiga bulan saat menjaga sarang serta telurnya. Kemudian, jika telur akan menetas, induk king kobra akan berkelana mencari makanan.
“Selama menjaga telur, indukan biasanya puasa makan selama tiga bulan dengan hanya minum air saja,” beber Astrid.
Sebelumnya, seekor induk king cobra dievakuasi dari sarangnya di sebuah lahan yang dipenuhi pohon bambu di Dusun Tingkih Kerep, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Tabanan, Jumat (7/11/2025). Aksi pawang ular yang menangkap ular itu viral di media sosial (medsos).
Pawang tersebut bernama Dek Ray alias Ray Cobra dari Yayasan Reptil Asih Tabanan. Dalam rekaman video yang dilihat infoBali, tampak Ray merebahkan diri sembari memegang ekor ular. Dari arah berlawanan, terlihat ular mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan posisi siap menyerang. Namun, Ray tetap tenang.
Induk ular yang dievakuasi memiliki panjang 2,51 meter. Tak cuma induknya, tim Yayasan Reptil Asih juga menemukan 45 butir telur di sarangnya. Ular dan telurnya itu dievakuasi atas laporan warga.
Predator Alami Berkurang Drastis
Astridayanty mengungkapkan induk ular dan telurnya itu dibawa ke penangkaran. Menurutnya, kemunculan ular king cobra belakangan marak dilaporkan di wilayah Tabanan, Bali. Musababnya, predator alami ular yang memiliki nama ilmiah Ophiophagus hannah itu kian berkurang di alam liar.
Beberapa hewan predator alami king cobra dan telurnya, antara lain biawak, burung hantu, elang, kucing hutan, hingga burung sawan hujan. Lantaran pemangsanya berkurang, king cobra kini merajalela di Jembrana dan Tabanan.
“Ular king cobra memang merajalela di Bali barat, terutama di Jembrana dan Tabanan. Faktornya karena pemangsa alami mereka kini mulai berkurang,” kata Astrid saat dikonfirmasi infoBali, Minggu (9/11/2025).
Selain karena faktor kerusakan alam, perburuan liar juga memengaruhi pemangsa alami king cobra semakin berkurang. “Pemburu sekarang sudah banyak bahkan tidak tahu yang mereka buru itu adalah pemangsa alaminya king cobra,” imbuh Astrid.
Sebelumnya, warga menemukan sarang king cobra di Banjar Payangan Greseh, Kecamatan Marga, pada Sabtu (15/11/2025). Induk king cobra itu ditemukan saat seorang warga hendak mencari bambu.
Astridayanty, mengatakan ular tersebut ditemukan sedang berada di sarangnya di rerimbunan pohon bambu. “Kami dapat laporan saat warga hendak mencari bambu untuk keperluan penjor persiapan Galungan dan Kuningan,” ujar Astrid saat dikonfirmasi Minggu (16/11/2025).
King cobra yang ditemukan kali ini berukuran lebih panjang dibanding temuan sebelumnya, yakni 3 meter. Ular yang ditemukan sebelumnya berukuran 2,5 meter. Saat diamankan, king cobra itu sedang mengerami 43 telur. Setelah diamankan, ular kemudian dipindahkan ke penangkaran.
“Ular dan telurnya kami amankan di penangkaran Reptil Asih Tabanan,” imbuh Astrid.
Induk King Cobra Puasa 3 Bulan
Menurut Astrid, induk betina king cobra biasanya akan puasa selama kurang lebih tiga bulan saat menjaga sarang serta telurnya. Kemudian, jika telur akan menetas, induk king kobra akan berkelana mencari makanan.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Selama menjaga telur, indukan biasanya puasa makan selama tiga bulan dengan hanya minum air saja,” beber Astrid.
Sebelumnya, seekor induk king cobra dievakuasi dari sarangnya di sebuah lahan yang dipenuhi pohon bambu di Dusun Tingkih Kerep, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Tabanan, Jumat (7/11/2025). Aksi pawang ular yang menangkap ular itu viral di media sosial (medsos).
Pawang tersebut bernama Dek Ray alias Ray Cobra dari Yayasan Reptil Asih Tabanan. Dalam rekaman video yang dilihat infoBali, tampak Ray merebahkan diri sembari memegang ekor ular. Dari arah berlawanan, terlihat ular mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan posisi siap menyerang. Namun, Ray tetap tenang.
Induk ular yang dievakuasi memiliki panjang 2,51 meter. Tak cuma induknya, tim Yayasan Reptil Asih juga menemukan 45 butir telur di sarangnya. Ular dan telurnya itu dievakuasi atas laporan warga.
Predator Alami Berkurang Drastis
Astridayanty mengungkapkan induk ular dan telurnya itu dibawa ke penangkaran. Menurutnya, kemunculan ular king cobra belakangan marak dilaporkan di wilayah Tabanan, Bali. Musababnya, predator alami ular yang memiliki nama ilmiah Ophiophagus hannah itu kian berkurang di alam liar.
Beberapa hewan predator alami king cobra dan telurnya, antara lain biawak, burung hantu, elang, kucing hutan, hingga burung sawan hujan. Lantaran pemangsanya berkurang, king cobra kini merajalela di Jembrana dan Tabanan.
“Ular king cobra memang merajalela di Bali barat, terutama di Jembrana dan Tabanan. Faktornya karena pemangsa alami mereka kini mulai berkurang,” kata Astrid saat dikonfirmasi infoBali, Minggu (9/11/2025).
Selain karena faktor kerusakan alam, perburuan liar juga memengaruhi pemangsa alami king cobra semakin berkurang. “Pemburu sekarang sudah banyak bahkan tidak tahu yang mereka buru itu adalah pemangsa alaminya king cobra,” imbuh Astrid.
