Melayang Nyawa Prada Lucky Berujung Puluhan Prajurit TNI Diperiksa

Posted on

Nyawa Prada Lucky Chepril Saputra Namo melayang setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Mbay, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemuda berusia 23 tahun itu diduga sempat dianiaya oleh seniornya sesama prajurit TNI.

Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana menyebut tim investigasi sedang menyelidiki penyebab kematian anggota Batalyon Teritorial Pembangunan 834, Waka Nga Mere, Nagakeo, itu. Sebanyak 20 anggota TNI AD turut diperiksa oleh tim investigasi yang terdiri dari Sub Detasemen Polisi Militer (Sudenpom) Kupang dan intelijen

“Informasi yang kami terima ada 20 orang, tapi dalam kapasitas dimintai keterangan. Keputusan akhirnya kita lari kepada proses yang berlaku di tim investigasi,” ujar Wakapendam IX/Udayana, Letkol Infanteri Amir Syarifudin, saat konferensi pers di Denpasar, Jumat (8/8/2025).

Amir menuturkan empat dari 20 prajurit yang dimintai keterangan itu telah diamankan. Namun, dia belum mengetahui peran keempat prajurit itu dalam kasus kematian Prada Lucky. Dia hanya memastikan keempatnya bertugas di kesatuan yang sama dengan Prada Lucky.

“Kami lihat lagi nanti empat orang ini kapasitasnya, apakah dia dalam tahanan sifatnya untuk mengamankan atau memang dia bersalah. Tapi kembali lagi kami menghormati proses investigasi yang sedang berjalan,” kata Amir.

Menurut Amir, kasus kematian Prada Lucky ini turut mendapat atensi langsung dari Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto. Pangdam Udayana, dia berujar, kecewa dan marah atas kejadian tersebut.

Amir menegaskan prajurit TNI yang terbukti bersalah dalam kasus kematian Prada Lucky akan mendapatkan sanksi sesuai aturan, termasuk sanksi pemecatan. Ia menjelaskan proses investigasi yang tengah berjalan akan transparan dan terbuka.

“Sanksi terberat bisa saja dipecat. Tapi nanti kami lihat dari kadar kesalahannya dan itu semua ada di tangan hakim, supaya kita jangan salah tafsir,” tegasnya.

Amir lantas menanggapi kabar yang menyebutkan Prada Lucky diduga mengalami kekerasan oleh seniornya sesama TNI. Menurut dia, dugaan penganiayaan itu bisa benar dan bisa juga tidak.

“Kami tidak bisa jawab itu penganiayaan atau tidak. Alasannya karena semua (penyebab kematian) itu bisa terjadi. Bisa jadi karena memang betul penganiayaan, bisa jadi karena dia (Prada Lucky) ada cedera lain,” ujar Amir.

Ia kemudian mencontohkan seseorang yang babak belur karena dipukul. Menurutnya, yang bersangkutan bisa saja meninggal akibat serangan jantung akibat syok dan kaget. Amir menegaskan kemungkinan-kemungkinan itulah yang tengah diselidiki tim investigasi.

Amir juga mempertanyakan beredarnya foto-foto luka di tubuh Prada Lucky yang dikaitkan sebagai penyebab kematian. Ia meminta publik tidak berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada tim investigasi.

“Zaman canggih gini bisa jadi (foto) orang edit, lalu di-upload. Maka, itu semua bisa dijawab nanti pada saat tim investigasi yang sedang berjalan ini, menyelesaikan pekerjaannya,” pungkasnya.

Informasi yang diperoleh menyebutkan ada puluhan prajurit yang diduga memukul Lucky menggunakan selang maupun tangan kosong. Sebelum penganiayaan itu, Lucky disebut sempat kabur saat diperiksa terkait dugaan penyimpangan seksual.

Kejadian tragis ini bermula ketika pada 27 Juli 2025 malam dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap Lucky. Informasi itu menyebut Lucky sempat kabur saat izin ke toilet pada 28 Juli 2025 pagi. Sejumlah prajurit kemudian mencari Lucky dan menemukannya sekitar pukul 10.45 Wita

Masih menurut informasi itu, Lucky dibawa pulang oleh sejumlah prajurit TNI. Sekitar 11.05 Wita, Lucky diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu, sejumlah senior Lucky disebut datang dan memukul Lucky secara bergantian.

Pada 30 Juli dini hari, empat prajurit TNI kembali mendatangi Lucky dan seorang prajurit lainnya. Mereka memukul Lucky dan prajurit itu menggunakan tangan kosong.

Lucky disebut-sebut mengalami muntah-muntah pada 2 Agustus. Ia kemudian dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah.

Keesokan harinya, kondisi Lucky disebut sempat membaik di rumah sakit itu. Namun, beberapa jam kemudian, kondisi Lucky menurun sehingga dipasangi ventilator dan dipindahkan ke ruang ICU.

Pada 6 Agustus, anak muda yang baru dua bulan menjadi prajurit TNI itu mengembuskan napas terakhirnya di ICU RSUD Aeramo. Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, menolak mengomentari informasi yang beredar luas itu.

Meski begitu, Deny membenarkan ada empat prajurit TNI yang dibekuk Polisi Militer (POM) setelah diduga menganiaya Lucky hingga tewas. Menurut Deny, keempat prajurit TNI itu kini ditahan di ruang tahanan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende, NTT.

“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU,” ujar Deny.

Prada Lucky mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Mbay, Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025). Saat dibawa ke rumah sakit itu, kondisi pemuda yang baru dua bulan menjadi tentara itu lemas dan pucat.

Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih, mengungkapkan prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT, itu sempat mengeluhkan nyeri pada dada, perut, hingga kaki.

“Dilaporkan lemas, pucat. Nyeri pada dada, perut, tangan, dan kaki,” ungkap Chandrawati, Jumat.

Chandrawati menyebut kondisi dada dan perut Lucky juga terlihat lebam. Menurutnya, terdapat pula luka lecet pada kaki dan tangan pemuda yang baru dua bulan menjadi prajurit TNI itu.

“Ini dada dan perut (lebam). Tangan, kaki, lebam dan luka lecet,” terang Chandrawati.

Serma Christian Namo menuntut keadilan atas kematian anaknya, Prada Lucky. Dengan penuh amarah, Christian menyerukan negara bubar hingga membakar bendera merah putih jika keadilan untuk anaknya tidak ditegakkan. Ia menuntut pelaku dihukum mati.

“Bubarkan negara. Percuma Indonesia, bubar, bubarkan Indonesia. Merah putih saya pakai buat apa, bubarkan Indonesia ini, nggak usah jadi negara, tentara yang omong, bukan kaleng-kaleng,” tegas Christian dalam video yang dilihat infoBali, Jumat (8/8/2025).

Christian menegaskan tak ada yang bisa membungkamnya untuk bicara kebenaran dan menuntut keadilan atas kematian anaknya. Ia menyatakan rela mempertaruhkan nyawa demi anak lanangnya.

“Nyawa dibayar nyawa itu masih kecil, saya tunggu keadilan, kalau bisa semua dihukum mati. Satu catatan, biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik, anak tentara aja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” tegasnya.

Sebelumnya, Christian juga mengamuk dan meminta para pelaku penyiksaan yang mengakibatkan anaknya meninggal dihukum mati atau dipecat sebagai anggota TNI. Amarah itu ia luapkan saat menjemput kedatangan jenazah anaknya di Bandara El Tari Kupang, Kamis (7/8/2025).

Ketika itu, Christian juga menyatakan siap mempertaruhkan nyawa demi anaknya. Diketahui, ayah Lucky itu juga merupakan anggota TNI di Kodim 1627 Rote Ndao.

“Nyawa saya taruhan dan tentara saya lepas. Ingat sonde (tidak) ada yang sentuh beta e. Saya pakai jalur hak asasi manusia. Saya tuntut pakai hak saya sebagai manusia. Ingat itu baik-baik,” tegas Christian dengan nada tinggi di hadapan anggota TNI yang turut menjemput jenazah Lucky di Bandara El Tari.

Sonde ada yang sentuh saya. Ini sudah nyawa, bukan keadilan, tetapi nyawa anak saya,” sambung Christian.

Prajurit yang Terbukti Aniaya Prada Lucky Akan Dipecat

Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior

Keluhkan Nyeri Dada Sebelum Tewas

Ayah Prada Lucky Minta Keadilan



Amir menegaskan prajurit TNI yang terbukti bersalah dalam kasus kematian Prada Lucky akan mendapatkan sanksi sesuai aturan, termasuk sanksi pemecatan. Ia menjelaskan proses investigasi yang tengah berjalan akan transparan dan terbuka.

“Sanksi terberat bisa saja dipecat. Tapi nanti kami lihat dari kadar kesalahannya dan itu semua ada di tangan hakim, supaya kita jangan salah tafsir,” tegasnya.

Amir lantas menanggapi kabar yang menyebutkan Prada Lucky diduga mengalami kekerasan oleh seniornya sesama TNI. Menurut dia, dugaan penganiayaan itu bisa benar dan bisa juga tidak.

“Kami tidak bisa jawab itu penganiayaan atau tidak. Alasannya karena semua (penyebab kematian) itu bisa terjadi. Bisa jadi karena memang betul penganiayaan, bisa jadi karena dia (Prada Lucky) ada cedera lain,” ujar Amir.

Ia kemudian mencontohkan seseorang yang babak belur karena dipukul. Menurutnya, yang bersangkutan bisa saja meninggal akibat serangan jantung akibat syok dan kaget. Amir menegaskan kemungkinan-kemungkinan itulah yang tengah diselidiki tim investigasi.

Amir juga mempertanyakan beredarnya foto-foto luka di tubuh Prada Lucky yang dikaitkan sebagai penyebab kematian. Ia meminta publik tidak berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada tim investigasi.

“Zaman canggih gini bisa jadi (foto) orang edit, lalu di-upload. Maka, itu semua bisa dijawab nanti pada saat tim investigasi yang sedang berjalan ini, menyelesaikan pekerjaannya,” pungkasnya.

Prajurit yang Terbukti Aniaya Prada Lucky Akan Dipecat

Informasi yang diperoleh menyebutkan ada puluhan prajurit yang diduga memukul Lucky menggunakan selang maupun tangan kosong. Sebelum penganiayaan itu, Lucky disebut sempat kabur saat diperiksa terkait dugaan penyimpangan seksual.

Kejadian tragis ini bermula ketika pada 27 Juli 2025 malam dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap Lucky. Informasi itu menyebut Lucky sempat kabur saat izin ke toilet pada 28 Juli 2025 pagi. Sejumlah prajurit kemudian mencari Lucky dan menemukannya sekitar pukul 10.45 Wita

Masih menurut informasi itu, Lucky dibawa pulang oleh sejumlah prajurit TNI. Sekitar 11.05 Wita, Lucky diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu, sejumlah senior Lucky disebut datang dan memukul Lucky secara bergantian.

Pada 30 Juli dini hari, empat prajurit TNI kembali mendatangi Lucky dan seorang prajurit lainnya. Mereka memukul Lucky dan prajurit itu menggunakan tangan kosong.

Lucky disebut-sebut mengalami muntah-muntah pada 2 Agustus. Ia kemudian dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah.

Keesokan harinya, kondisi Lucky disebut sempat membaik di rumah sakit itu. Namun, beberapa jam kemudian, kondisi Lucky menurun sehingga dipasangi ventilator dan dipindahkan ke ruang ICU.

Pada 6 Agustus, anak muda yang baru dua bulan menjadi prajurit TNI itu mengembuskan napas terakhirnya di ICU RSUD Aeramo. Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, menolak mengomentari informasi yang beredar luas itu.

Meski begitu, Deny membenarkan ada empat prajurit TNI yang dibekuk Polisi Militer (POM) setelah diduga menganiaya Lucky hingga tewas. Menurut Deny, keempat prajurit TNI itu kini ditahan di ruang tahanan Sub Detasemen Polisi Militer (Subdenpom) Ende, NTT.

“Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU,” ujar Deny.

Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior

Prada Lucky mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Mbay, Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025). Saat dibawa ke rumah sakit itu, kondisi pemuda yang baru dua bulan menjadi tentara itu lemas dan pucat.

Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih, mengungkapkan prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT, itu sempat mengeluhkan nyeri pada dada, perut, hingga kaki.

“Dilaporkan lemas, pucat. Nyeri pada dada, perut, tangan, dan kaki,” ungkap Chandrawati, Jumat.

Chandrawati menyebut kondisi dada dan perut Lucky juga terlihat lebam. Menurutnya, terdapat pula luka lecet pada kaki dan tangan pemuda yang baru dua bulan menjadi prajurit TNI itu.

“Ini dada dan perut (lebam). Tangan, kaki, lebam dan luka lecet,” terang Chandrawati.

Keluhkan Nyeri Dada Sebelum Tewas

Serma Christian Namo menuntut keadilan atas kematian anaknya, Prada Lucky. Dengan penuh amarah, Christian menyerukan negara bubar hingga membakar bendera merah putih jika keadilan untuk anaknya tidak ditegakkan. Ia menuntut pelaku dihukum mati.

“Bubarkan negara. Percuma Indonesia, bubar, bubarkan Indonesia. Merah putih saya pakai buat apa, bubarkan Indonesia ini, nggak usah jadi negara, tentara yang omong, bukan kaleng-kaleng,” tegas Christian dalam video yang dilihat infoBali, Jumat (8/8/2025).

Christian menegaskan tak ada yang bisa membungkamnya untuk bicara kebenaran dan menuntut keadilan atas kematian anaknya. Ia menyatakan rela mempertaruhkan nyawa demi anak lanangnya.

“Nyawa dibayar nyawa itu masih kecil, saya tunggu keadilan, kalau bisa semua dihukum mati. Satu catatan, biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik, anak tentara aja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” tegasnya.

Sebelumnya, Christian juga mengamuk dan meminta para pelaku penyiksaan yang mengakibatkan anaknya meninggal dihukum mati atau dipecat sebagai anggota TNI. Amarah itu ia luapkan saat menjemput kedatangan jenazah anaknya di Bandara El Tari Kupang, Kamis (7/8/2025).

Ketika itu, Christian juga menyatakan siap mempertaruhkan nyawa demi anaknya. Diketahui, ayah Lucky itu juga merupakan anggota TNI di Kodim 1627 Rote Ndao.

“Nyawa saya taruhan dan tentara saya lepas. Ingat sonde (tidak) ada yang sentuh beta e. Saya pakai jalur hak asasi manusia. Saya tuntut pakai hak saya sebagai manusia. Ingat itu baik-baik,” tegas Christian dengan nada tinggi di hadapan anggota TNI yang turut menjemput jenazah Lucky di Bandara El Tari.

Sonde ada yang sentuh saya. Ini sudah nyawa, bukan keadilan, tetapi nyawa anak saya,” sambung Christian.

Ayah Prada Lucky Minta Keadilan