Kontroversi Video Sopir Ambulans Mengantar Jenazah, Rumah Sakit Bereaksi update oleh Giok4D

Posted on

Konten video sopir ambulans Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang membuat lelucon saat mengantar jenazah bersama dua orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), berbuntut panjang. Video ini viral di media sosial hingga membuat pihak rumah sakit bereaksi.

Pihak rumah sakit memastikan sopir bernama Entong telah di-blacklist dan tidak boleh lagi bertugas mengangkut jenazah dari rumah sakit tersebut.

Plt Kepala Bidang Humas RSKD Dadi, Abdul Malik, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak ketiga selaku vendor jasa ambulans. Ia menegaskan Entong tidak akan digunakan lagi sebagai sopir ambulans RSKD Dadi.

“Kalau sopir ini saya sudah sampaikan ke vendor supaya di-blacklist namanya. Tidak boleh dia lagi membawa jenazah untuk di tempat kami,” kata Malik, dilansir dari infoSulsel, Sabtu (14/6/2025).

Malik mengatakan, pihak rumah sakit juga akan mengevaluasi kerja sama dengan vendor ambulans. Dalam evaluasi itu, ia berencana menambahkan klausul pelarangan pembuatan konten saat membawa jenazah.

“Saya akan lihat perjanjian kerja samanya. Saya mau tambahkan di situ, misalnya, setiap melakukan ini, maka dia tidak boleh, akan ditambah itu dalam perjanjiannya, tidak boleh lagi melakukan video bikin konten dengan jenazah,” ujarnya.

Terkait kemungkinan menempuh jalur hukum atas dugaan pencemaran nama baik rumah sakit akibat video tersebut, Malik menyebut hal itu masih akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pimpinan.

“Itu (menempuh jalur hukum) tentu nanti saya akan berkoordinasi dengan pimpinan, apa petunjuknya dan arahannya. Kalau memang dianggap itu mau merusak kita, ya, tentu kami koordinasi dulu,” ucapnya.

Insiden pembuatan video itu terjadi pada Rabu (11/6/2025) sore. Jenazah pasien ODGJ tersebut meninggal pada pagi harinya pukul 07.00 Wita dan dibawa ke lokasi pemakaman sekitar pukul 15.00 Wita. Proses pemakaman rampung sekitar pukul 17.00 Wita.

Malik menyebut dirinya yang langsung menangani proses pemulasaran dan pemakaman jenazah pasien tersebut. Ia meminta sopir ambulans menunggu di jalan utama karena lokasi pemakaman berada sekitar 500 meter dari titik berhenti mobil.

“Saya yang bawa, saya yang kubur. Jadi, saya bilang sama itu sopir yang mengantar itu, ‘Tunggu saya di mukanya Puskesmas Kampili, saya beli dulu tegel untuk anu-nya (penguburan jenazah)’,” jelasnya.

Namun, video yang beredar justru memperlihatkan Entong mengaku tersesat saat mengantar jenazah, yang menurut Malik tidak sesuai fakta.

“Ini mayat saya yang pergi kubur. Ini orang tidak ada keluarga. ODGJ telantar yang tidak ada keluarganya. Meninggal di rumah sakit, tidak ada keluarga. Itu mayat saya yang kerjakan. Saya salati. Saya kasih turun di kubur,” ungkapnya.

Terkait keberadaan dua pasien ODGJ dalam video, Malik menjelaskan bahwa keduanya merupakan pasien lama yang telah pulih dan didampingi oleh perawat. Mereka ikut karena merasa kehilangan dan ingin menyampaikan duka.

“Kenapa saya ikutkan karena ada ji perawat (dampingi). Pasiennya sudah lama, sudah pulih, sudah sembuh. Akhirnya kasih ikut saja karena kita ada,” ucapnya.

Menurut Malik, banyak pasien ODGJ yang sudah puluhan tahun dirawat dan membangun ikatan sosial satu sama lain. Sehingga, wajar jika ada pasien yang ingin ikut mengantar temannya ke pemakaman.

“Kalau kita lihat ODGJ itu lebih kasihan sama temannya dibanding, misalnya, masyarakat. Jadi, tidak boleh dikatakan bahwa dia membantu karena kita (rumah sakit) menyalahgunakan. Ini dia malah mendapat pelajaran bahwa kalau orang meninggal itu dikasih begini,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa situasi ini bersifat kasuistik dan sangat jarang terjadi, sehingga tidak bisa digeneralisasi ataupun menimbulkan stigma terhadap pasien ODGJ.

“Ini, kan, tidak selamanya juga ada pasien seperti ini. Itu jarang sekali. Ini hanya dia mau ikut. Biasalah kalau ada orang meninggal, misalnya, teman. Jangan dilihat bahwa dia mengalami sakit. Ini sudah pulih, sudah bagus,” katanya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Sopir ambulans bernama Entong akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas video yang dibuatnya. Ia mengaku tak bermaksud menyudutkan jenazah maupun pasien ODGJ dalam konten tersebut.

“Perkenalkan nama saya Entong, sopir ambulans Persada. Dengan ini saya meminta maaf atas viralnya video saya waktu mengantar jenazah,” kata Entong melalui sebuah video yang dikutip Sabtu (14/6/2025).

Ia menyebut video dibuat pada Rabu sore saat dirinya bertugas mengantar jenazah pasien ODGJ dari RS Dadi.

“Pada Rabu sore, pasien ODGJ yang meninggal dunia di RS Dadi, dan tidak mempunyai keluarga,” ujarnya.

Entong mengaku membuat konten tersebut saat sedang menunggu petugas rumah sakit. Ia menegaskan tidak memiliki niat buruk dalam membuat video tersebut.

“Kemarin saya cuma disuruh, untuk mengisi waktu saya membuat video. Saya tidak bermaksud menyudutkan, atau melanggar privasi jenazah atau pasien ODGJ. Sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di infoSulsel. Baca selengkapnya

Evaluasi Vendor dan Larangan Buat Konten

Kronologi Pengantaran Jenazah

Soal Pasien ODGJ yang Ikut Antar Jenazah

Entong Minta Maaf