Kemenkraf Puji Festival Rimpu Mantika di Bima

Posted on

Direktur Fashion Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), Rohani Astuti memuji pelaksanaan festival Rimpu Mantika di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar pada 24 sampai 26 April 2025. Menurutnya, festival ini adalah kolaborasi budaya dan ekraf lokal yang menjadi kebanggaan nasional.

Rohani memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Kota (Pemkot Bima) yang sukses menyelenggarakan Festival Rimpu Mantika 2025. Menurut dia, Rimpu Mantika Bima adalah satu dari 110 event yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.

“Ini membuktikan bahwa Festival Rimpu Mantika bukan hanya milik daerah, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional,” ungkap Rohani, di Kota Bima, Sabtu, (26/4/2025).

Rohani menegaskan Kemenkraf akan terus mendukung langkah Pemkot Bima yang terus konsisten menyelenggarakan Festival Rimpu Mantika menjadi event dan agenda tahunan. Bagi Kemenkraf, Rimpu Mantika menjadi event untuk mempromosikan pariwisata.

“Selain itu, festival ini juga merupakan upaya pelestarian budaya lokal dan pengembangan ekraf lokal Bima,” tegasnya.

Menurut Rohani, Festival Rimpu bukan hanya sebagai perayaan budaya, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Event ini memberi ruang untuk promosi dan transaksi langsung kepada pelaku Ekraf, UMKM, seniman, desainer, maupun kreator lokal. Melibatkan sub sektor, fashion, musik, kuliner dan fotografi.

“Festival Rimpu Mantika telah menjadi etalase untuk memperlihatkan betapa besarnya potensi daerah dan memberi peluang bagi pelaku ekraf dan UMKM lokal untuk berkembang,” imbuhnya.

Wali Kota Bima A Rahman menegaskan Festival Rimpu Mantika adalah event tahunan yang menjadi kebanggaan Kota Bima. Festival Rimpu Mantika juga sebagai ruang ekspresi budaya, ruang kolaborasi ekonomi kreatif, dan sekaligus panggung promosi pariwisata.

“Kami persembahkan Festival Rimpu Mantika tahun ini dalam kemasan yang lebih inklusif, lebih kaya warna serta sarat makna dan filosofi tentang peradaban masyarakat kita,” ujarnya.

A Rahman mejelaskan bagi orang Bima, rimpu tidak sekadar kain tenun yang dililitkan di kepala. Namun, simbol kehormatan perempuan Bima. Festival Rimpu juga akan menjadi bagian langkah konkrit Pemkot Bima dalam mendukung visi pembangunan daerah berbasis budaya dan kearifan lokal.

“Kami percaya dan meyakini, budaya rimpu bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga kunci menatap masa depan,” pungkas Aji Man, sapaan akrabnya.