Detak jantung cepat umumnya terjadi ketika sedang merasa cemas atau setelah melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti berolahraga. Namun, detak jantung bisa saja cepat meski tak melakukan aktivitas berat. Hal ini perlu diwaspadai.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart Brawijaya Hospital Saharjo, Yamin, menjelaskan denyut nadi umumnya dikendalikan oleh berbagai sistem tubuh, termasuk sistem hormonal.
Saat tidak beraktivitas, peningkatan detak jantung bisa menandakan adanya gangguan pada kelenjar tiroid, khususnya hipertiroidisme yang membuat produksi hormon berlebih dan memicu jantung berdetak lebih cepat.
“Yang kedua, memang ada kelainan nadi yang konslet, muncul saat kita diam kita sebut dengan takikardi,” ucap Yamin dilansir dari infoHealth.
“Nah, takikardi itu adalah nadi yang lebih tinggi dari nadi yang semestinya. Takikardi banyak sebabnya juga,” imbuh Yamin.
Yamin mengatakan penyebab kondisi ini bisa karena sel-sel pacemaker di jantung terlalu aktif atau adanya ‘korsleting’ kecil pada sistem listrik jantung.
Menurut Yamin, dokter biasanya melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya.
Yamin mengatakan, jika detak jantung tiba-tiba meningkat saat sedang diam, ada langkah sederhana yang bisa dilakukan sebagai pertolongan awal. Salah satunya dengan melakukan Valsalva manoeuvre.
“Jadi kita menutup hidung dan mulut terus ngeden atau membasuh muka dengan air dingin,” tutur Yamin.
“Nah, itu salah satu cara yang bisa mengerem laju nadi,” sambung Yamin.
Artikel ini telah tayang di infoHealth. Baca selengkapnya
