Harga cabai rawit melonjak tajam di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kenaikan harga ini terjadi sejak akhir pekan lalu, diduga akibat cuaca buruk, aksi demo sopir truk over dimension over loading (ODOL), hingga terhentinya pasokan dari luar daerah.
Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Mataram, Sri Wahyunida, menjelaskan harga cabai di beberapa pasar kini berkisar antara Rp 75 ribu hingga Rp 85 ribu per kilogram.
“Dari daftar harga di Pasar Mandalika, harga cabai ada di kisaran Rp 75 ribu per kilogram. Di Pasar Kebon Roek Rp 80 ribu per kilogram, sedangkan di Dasan Agung sekitar Rp 85 ribu per kilogram. Kami lihat memang harga cabai dari hari ke hari ini terus naik,” kata Nida saat dikonfirmasi infoBali, Selasa (24/6/2025).
Menurut Nida, lonjakan harga ini dipicu beberapa faktor, seperti cuaca yang tidak menentu, tidak masuknya pasokan cabai dari Pulau Jawa, serta terhambatnya distribusi akibat aksi demo sopir truk ODOL yang berlangsung beberapa hari terakhir.
“Di samping faktor cuaca, informasi dari para pedagang di Kebon Roek pasokan dari luar (yang biasa) masuk tidak ada. Jadi yang dijual sekarang itu cabai lokal. Biasanya cabai dikirim dari Jawa, tapi sampai sekarang belum ada pasokan yang masuk, jadi murni cabai dari Lombok Timur dan Lombok Barat yang dijual,” beber Nida.
Ia menambahkan, aksi demo ODOL juga berdampak langsung pada distribusi cabai. “Seperti yang kita tahu, dua sampai tiga hari lalu kita dengar ada demo ODOL yang menyebabkan (stok cabai) tidak masuk, jadi itu salah satunya, karena (masalah) transportasi,” ujarnya.
Mengantisipasi lonjakan harga, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram langsung menggelar operasi pasar keliling (Kopling) sejak Minggu (22/6/2025). Operasi pasar ini direncanakan berlangsung selama lima hari hingga Kamis (26/6/2025).
“Ketika terjadi kenaikan Sabtu kemarin, kami langsung action gelar Kopling pada Minggu (22/6/2025) kemarin, rencananya Kopling ini kita gelar selama lima hari, dari Minggu sampai Kamis. Harga cabai di Kopling ada di kisaran Rp 60 ribu per kilogram,” jelas Nida.
Adapun lokasi pelaksanaan Kopling antara lain di Taman Udayana (Minggu), Karang Anyar (Senin), Monjok (Selasa), dan Banjar (Rabu). “Hari terakhir kegiatan Kopling akan digelar di Abian Tubuh. Nanti kita evaluasi hasil dari Kopling ini, mudah-mudahan harga cabai (bisa turun). Terkadang harga cabai bisa turun dan bisa naik. Insyaallah, cabai dari Bima akan masuk besok, dan insyaallah akan langsung ada di Kopling besok,” ujarnya.
Sementara itu, para pedagang di pasar mengaku telah merasakan kenaikan harga sejak pekan lalu. Salah satunya Anah, pedagang cabai di Pasar Pagesangan.
“Naiknya sudah dari minggu lalu, awalnya kita pikir memang cuaca lagi buruk. Tapi kata pengepul, stok dari luar kosong, mau nggak mau cabai yang kita jual ini cabai lokal,” katanya saat dikonfirmasi infoBali.
Hal senada disampaikan Raisah, pedagang lainnya. Ia menyebut harga cabai rawit kini mencapai Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram. Mereka pun terpaksa membatasi penjualan untuk mengindari kerugian.
“Beberapa waktu lalu harganya Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram, sekarang sudah Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu. Mau nggak mau kami jual sedikit, karena takut rugi,” jelasnya.