Daftar 20 Desa Terdampak Banjir dan Longsor di Nagekeo NTT - Giok4D

Posted on

Sebanyak 20 desa/kelurahan terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Puluhan desa itu tersebar di tiga kecamatan, yakni Mauponggo, Boawae, dan Nangaroro.

Data tersebut dihimpun dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo per Rabu (10/9/2025). Kepala BPBD Kabupaten Nagekeo, Gusti Pone, menjelaskan dampak bencana alam itu masih bersifat sementara.

“Data ini akan berkembang setelah finalisasi laporan oleh tim relawan yang sedang mengambil data di lokasi. Ini data sementara,” ujar Gusti, dikonfirmasi Rabu malam.

Seperti diketahui, bencana alam yang menerjang Nagekeo itu terjadi pada Senin (8/9/2025). Banjir dan longsor juga menelan korban jiwa. Sejumlah rumah dan ternak warga hanyut. Selain itu, sawah dan komodas pertanian hingga ruas jalan dan jembatan juga rusak diterjang banjir dan longsor.

Dampak terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Mauponggo. Banjir dan longsor di kecamatan itu menerjang 14 desa. Berikut rincian sebaran dan dampak banjir dan longsor di Nagekeo

1. Desa Sawu

– Longsor pada beberapa titik di jalan negara dan kompleks pemukiman warga menyebabkan akses jalan terputus.

– Banjir bandang di sekitar Puuboa-Sawu di jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2. Menyebabkan jatuh korban jiwa 3 orang, 4 orang masih dalam pencarian, korban luka sedang 2 orang. Barang-barang milik warga banyak yang hanyut

Dampak: jembatan rusak parah. Keluarga korban yang selamat diungsikan ke kampung Guyuwolo. Jalur jalan Sawu-Mulakoli terputus total.

2. Desa Lokalaba

Banjir di kampung Pauleka. Material lumpur dan sampah memenuhi halaman pemukiman warga. Korban meninggal 1 orang karena syok berat. Saat ini, seluruh warga Kampung Pauleka telah mengungsi ke Kampung Wolopoko

3. Desa Aewoe

Banjir meluap dari kali Aetoro dan menerjang pemukiman warga, menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga. Jembatan Aetoro terancam roboh.

4. Desa Wolokisa

Banjir meluap dari Kali dan menerjang area persawahan warga di Kampung Bayu. Tanaman padi banyak mengalami kerusakan dan terancam kelaparan akibat gagal panen. Di Batawa, banjir meluap ke badan jalan dan merusak jalan serta kebun dan pekarangan milik warga.

5. Desa Wolokisa

Banjir meluap dari kali dan menerjang area persawahan warga.

6. Desa Wuliwalo

– Longsor menyebabkan akses jalan Wulu-Boloroga putus total.

– Banjir menghantam bendungan irigasi Liasesa dan bendungan Watugate.

Dampak: Sawah seluas 38 hektar tidak bisa dialirkan air sehingga terancam gagal panen.

7. Desa Wolotelu

Banjir memasuki persawahan dan pemukiman warga di Kampung Mauwaru. Warga terancam kelaparan akibat gagal panen.

8. Desa Lodaolo

Banjir meluap dari kali Lowo Dhawe ke badan jalan dan menggerus badan jalan. Ruas jalan tertutup material banjir menyumbat dekker. Air meluap hingga memasuki pemukiman warga, dan kebun.

9. Desa Woloede

– Banjir merusak ruas jalan. Akses jalan sulit dilewati kendaraan roda empat.

– Longsor terjadi pada badan jalan dan di wilayah pemukiman.

10. Desa Woewolo

Longsor menutupi ruas jalan Sawu-Mulakoli segmen Woewolo. Akses jalan terputus total. Butuh bantuan alat berat.

11. Desa Lajawajo

Banjir bandang menghancurkan dekker penghubung antara Desa Kelewae dengan Desa Lajawajo. Akibatnya, akses jalan menuju Kecamatan Mauponggo terputus total.

12. Desa Ululoga

– Longsor menyebabkan TPT ambruk di ruas jalan Yiaila-Yobogemo. Jalan lingkungan yang menghubungkan Lodaolo-Woloede -Ululoga putus total. Ruas jalan Boloroga -Ululoga -Woloco’o (Lodaolo) putus total.

– Banjir menyebabkan 2 ekor sapi dan 5 ekor babi hilang tersapu banjir. Jaringan perpipaan air bersih dari mata air Ae Eo untuk kebutuhan warga Desa Ululoga dan Desa Jawapogo hancur total.

13. Desa Selalejo

Longsor di beberapa titik sepanjang jalan Koli-Selalejo-Ua, dan pemukiman warga. Kondisi akses jalan terputus.

14. Desa Selalejo Timur

Longsor di beberapa titik sepanjang jalan dari Koli-Selalejo Timur-Natasule, dan pemukiman warga. Kondisi akses jalan terputus.

1. Desa Odaute

Longsor menutup badan jalan menuju Wodomia. Akses jalan terputus untuk kendaraan roda empat.

2. Kelurahan Nangaroro

– Banjir akibat Kali Madambake meluap, menerjang Kampung Kodidewa RT 13 dan RT 14. Banjir juga mengikis badan kali sepanjang 1.500 meter sehingga semakin melebar dan memakan lahan pemukiman milik warga.

Jalan penghubung RT 13 Kopodako dan RT 12 Wodomoda terputus 300 meter. Jalur jalan Kopodako-Desa Odaute putus total. Jalan tani di Wongasue mengalami Rusak berat akibat gerusan banjir.

– Gelombang ekstrem di Konge, menyebabkan 7 unit perahu milik nelayan tenggelam.

– Longsor di RT 18 dan RT 20 menyebabkan 4 unit rumah terdampak longsor. Serta terjadi beberapa kerusakan lain yang sangat signifikan berdampak pada aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kelurahan Nangaroro.

3. Desa Degalea

Banjir merusak jalan penghubung utama pada ruas jalan Kotakeo -Ikiseo (translok); Kotakeo-Degalea; Degalea -Wokowoe; dan Degalea -Woewutu. Kondisi jalan terputus total.

4. Desa Pagomogo

Longsor merusak ruas jalan penghubung menuju Desa Persiapan Dena PPDoa-Pagomogo. Akses transportasi putus total.

1. Desa Kelewae

Banjir bandang menghantam jalan negara dan dekker penyeberangan pada ruas jalan Gako-Maupunggo segmen perbatasan Boawae-Mauponggo. Akses transportasi terputus total tertutup material banjir dan longsor.

2. Desa Rigi

Banjir merusak brond captering air bersih 100 meter. Warga terdampak RT 4, RT 8, Paroki Gako dan warga SPMN 2 Gako Boawae. Area persawahan rusak akibat tersapu banjir, warga terancam gagal panen.

Kecamatan Mauponggo

Kecamatan Nangaroro

Kecamatan Boawae

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.