Cerita Keluarga Anggota Paskibraka Asal NTT Jual Kompor-Gadai HP

Posted on

Paulus Gregorius Afrizal merupakan salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional 2025. Pria yang akrab disapa Rizal itu menjadi anggota Paskibraka perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk dalam Pasukan 17 saat HUT ke-80 RI di Istana Negara.

Rizal sudah tuntas menjalankan tugasnya. Namun, di balik itu ada proses panjang dan tidak gampang yang dilalui Rizal. Bahkan, keluarga harus menjual kompor hingga menggadaikan ponsel agar Rizal bisa menjalani tes kesehatan di RSUD W Z Johannes Kupang sebagai salah satu syarat seleksi Paskibraka.

“Memang saat itu saya tidak pegang uang sama sekali, jadi saya pikir jual kompor,” tutur Magdalena Juliana (40), ibu dari Rizal, melalui sambungan telepon Selasa (19/8/2025) malam.

Bermodalkan uang Rp 500 ribu, Rizal lantas berangkat dari Maumere menuju Kupang bersama ibunya. Untuk mendapat uang tambahan, keluarga juga menggadaikan ponsel milik adik Rizal.

“Kami gadai HP adiknya Rizal. Kompor jual ke kawan, kawan kasih saya uang Rp 700 ribu,” imbuh Juliana.

Rizal merupakan siswa kelas XII asal SMA Frater Maumere, Kabupaten Sikka, NTT. Rizal bersama Merlin Anggraeni Mausali, siswi kelas XII SMA Negeri 1 Kalabahi, Kabupaten Alor, menjadi anggota Paskibraka nasional perwakilan NTT.

“Dia (Rizal) video call dengan kami pakai HP Paspampres pas tanggal 17 (Agustus) malam. Saya berterima kasih kepada sekolah, Pemda Sikka, dan Kesbangpol NTT yang sudah mendukung anak saya,” terang Juliana.

Juliana mengaku bangga atas prestasi anaknya yang berhasil mewakili NTT sebagai Paskibraka nasional. Ibu enam anak itu berharap Rizal menjadi anak yang sukses dan mampu memperhatikan adik-adiknya kelak.

“Saya bangga sekali. Kami tidak pernah menyangka anak saya bisa sampai di tingkat nasional dan jadi panutan untuk lima adik-adiknya, karena dia anak sulung,” pungkasnya.