Inovasi layanan publik yang digagas Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, direspons antusias oleh masyarakat. Program Kontak Bupati yang baru berjalan beberapa bulan berhasil menjaring 1.700 lebih pengaduan dari masyarakat, meningkat drastis dibandingkan sistem sebelumnya yang hanya menerima 146 pengaduan dalam setahun.
Lonjakan angka pengaduan ini menjadi indikator kuat bahwa program Kontak Bupati benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga. Bupati Adi Arnawa mengungkapkan kotak saran atau kotak pengaduan di perangkat daerah sebelumnya dinilai kurang efektif karena tindak lanjutnya (follow up) yang tidak konsisten dan cenderung lambat.
“Dulu ada namanya Si Dumas, sistem pengaduan masyarakat. Itu setahun itu hanya 146 pengaduan. Artinya masyarakat mungkin merasakan kalau toh ngadu ke tempat itu juga enggak ada respons kali, benar enggak?” ungkap Adi Arnawa saat peluncuran program itu di acara Badung Talks Creative and Hetero Space (Batch) di Kantor Dinas Kominfo Badung, Rabu (29/10/2025) malam.
Adi menegaskan Kontak Bupati dirancang agar informasi dan pengaduan langsung dikawal oleh dirinya, memotong birokrasi yang dinilai masih berbelit-belit sehingga tidak ada sekat antara pejabat dengan masyarakat. Dengan pengaduan langsung ke Bupati, perangkat daerah akan berpikir ulang untuk menindaklanjuti dengan serius karena ada kewenangan Bupati untuk menegur bahkan menilai langsung.
“Eh, ternyata setelah Bapak buat, saya buat Kontak Bupati ini, baru hanya berapa bulan, pengaduan respons masyarakat dengan Kontak Bupati ini sudah 1.700 lebih. Ini tepuk tangan lho nih,” Adi Arnawa, di hadapan muda-mudi generasi muda Badung dari berbagai SMA.
Adi menyebut keluhan yang masuk pun beragam, mulai dari masalah jalan rusak, lampu penerangan mati, kemacetan, hingga sampah yang menumpuk. Kecepatan merespon menjadi fokus utama. Oleh karena itu Pemkab Badung mewajibkan semua perangkat daerah memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) atau Unit Reaksi Cepat yang siaga 24 jam.
“Contoh misalnya dia (warga) mengadukan masalah jalan rusak, lampu penerangan mati, atau mungkin ada kemacetan, termasuk ada sampah yang numpuk di satu tempat, itu bisa cepat disampaikan,” tegasnya.
Adi Arnawa menegaskan sistem ini tidak main-main. Jika ada laporan dari Kontak Bupati yang tidak direspons atau dilayani, laporan tersebut akan otomatis masuk ke telepon genggamnya. Konsekuensinya, pejabat yang bersangkutan harus siap diganti.
“Sehingga mohon maaf, tidak seperti dulu-dulu, misalnya kalau sudah ngelapor tuh 1 bulan belum tentu di-follow up, ya kan? Belum tentu. Saya tidak mau seperti itu. 1×24 jam atau minimal dalam tiga hari sudah di-follow up, sehingga masyarakat merasakan kehadiran daripada pemerintah itu,” imbuhnya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Kontak Bupati juga dijadikan sarana check and balance untuk memantau kinerja staf di Pemkab Badung, mencegah adanya laporan yang tidak sesuai fakta. Selain sebagai saluran pengaduan (one traffic), ke depan Kontak Bupati juga akan dikembangkan menjadi pusat informasi dan semacam breaking news yang mengumumkan informasi terkini di Badung, seperti gempa, tabrakan, atau jalan putus.
“Sekaligus saya mohon maaf, ini bagian juga membantu saya biar enggak dibohongi sama Kadis-Kadis, sama pejabat di Badung,” tutup Adi.
