Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) yang minim penanganan perkara siap-siap akan dicopot. Ancaman itu dilontarkan Jaksa Agung ST Burhanuddin di kantor Kejati Bali, Denpasar, Selasa (16/9/2025).
Hal itu dilontarkan Burhanuddin ketika kaget mendengar jawaban Assisten Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Bali yang tahun ini hanya menangani tiga perkara. Dia pun mengancam akan menggeser Kajati dan Kajari di seluruh Indonesia yang hanya sedikit alias malas menangani perkara.
“Innalillahi, hanya tiga saja (perkaranya),” ucap Burhanuddin dalam acara di kantor Kejati Bali, Selasa (16/9/2025).
Tangani 3 Kasus, Langsung Digeser
Burhanuddin menegaskan agar pimpinan Kejati maupun Kejari untuk bekerja sebaik-baiknya. Dia pun memperingatkan akan ada evaluasi kinerja mereka.
Menurut Burhanuddin, Kajari yang hanya menangani tiga perkara pidana khusus akan digeser tanpa peringatan. Tak cuma itu, jabatannya juga bisa diturunkan sebagai asisten di bidang barang bukti.
“Dari 1.300 jaksa (seluruh Indonesia) yang saya punya berpangkat IIIA, masak nggak ada yang berprestasi,” terang jaksa agung berusia 71 tahun itu.
Mencari Kajari yang Punya Otak
Burhanuddin berharap agar lembaga kejaksaan dipimpin oleh pemimpin yang memiliki prestasi, berwawasan, hingga mempertahankan muruah adhyaksa atau kejaksaan.
“Saya mencari Kajari yang punya otak, jangan mencari Kajari yang bloon atau oon, yang hanya pikirannya duit,” tegasnya.
“Maaf saya di sini keras, karena saya ingin mencari manusia yang Adhyaksa, pintar dan berintegritas,” imbuh Burhanuddin.
Menurutnya, setiap mutasi pejabat di lingkup kejaksaan harus didasarkan pada prestasi, bukan empati.
“Setiap Kajati-Kajari mau pindah, puluhan orang diusulkan. Tapi itu karena empati, bukan karena prestasi,” sindir Burhanuddin.
Di sisi lain, dia mengapresiasi jaksa-jaksa asal Bali yang menempati banyak jabatan Kajari di seluruh Indonesia. “Kajari di seluruh Indonesia, terbanyak itu orang Bali,” pungkas pria asal Majalengka, Jawa Barat, itu.
Resmikan Videotron hingga Rumah Dinas
Burhanuddin meresmikan fasilitas pendukung di gedung Kejati Bali, Selasa. Peresmian dihadiri Kajati Bali Ketut Sumedana dan jajarannya.
Burhanuddin menyampaikan pembangunan fasilitas pendukung di Kejati Bali memiliki tujuan baik, yakni meningkatkan kinerja, kenyamanan dan profesionalitas aparatur kejaksaan dalam menjalankan tugas penegakan hukum.
“Diharapkan, kehadiran sarana baru ini mampu menunjang pelayanan publik yang transparan, cepat serta responsif terhadap dinamika masyarakat,” ungkap Burhanuddin dalam sambutannya.
Adapun fasilitas pendukung yang diresmikan, yakni videotron, rumah dinas jajaran eselon III, SPKLU, gedung kafetaria, Pura Wira Adhyaksa yang telah direnovasi, ruang kerja Kajati Bali dan jajaran, hingga ruang pelayanan publik yang representatif.
Dia juga menegaskan harus ada optimalisasi teknologi informasi dalam mendukung transformasi kejaksaan menuju lembaga modern, berintegritas, dan berorientasi kepada pelayanan terhadap masyarakat.
Burhanuddin menandatangani enam prasasti dan meninjau langsung ke sejumlah ruangan baru yang telah disiapkan. “Ini menjadi tonggak baru bagi Kejati Bali, memperkuat peran sebagai institusi penegak hukum yang terpercaya dan humanis,” tandas dia.
Resmikan Videotron hingga Rumah Dinas
Burhanuddin meresmikan fasilitas pendukung di gedung Kejati Bali, Selasa. Peresmian dihadiri Kajati Bali Ketut Sumedana dan jajarannya.
Burhanuddin menyampaikan pembangunan fasilitas pendukung di Kejati Bali memiliki tujuan baik, yakni meningkatkan kinerja, kenyamanan dan profesionalitas aparatur kejaksaan dalam menjalankan tugas penegakan hukum.
“Diharapkan, kehadiran sarana baru ini mampu menunjang pelayanan publik yang transparan, cepat serta responsif terhadap dinamika masyarakat,” ungkap Burhanuddin dalam sambutannya.
Adapun fasilitas pendukung yang diresmikan, yakni videotron, rumah dinas jajaran eselon III, SPKLU, gedung kafetaria, Pura Wira Adhyaksa yang telah direnovasi, ruang kerja Kajati Bali dan jajaran, hingga ruang pelayanan publik yang representatif.
Dia juga menegaskan harus ada optimalisasi teknologi informasi dalam mendukung transformasi kejaksaan menuju lembaga modern, berintegritas, dan berorientasi kepada pelayanan terhadap masyarakat.
Burhanuddin menandatangani enam prasasti dan meninjau langsung ke sejumlah ruangan baru yang telah disiapkan. “Ini menjadi tonggak baru bagi Kejati Bali, memperkuat peran sebagai institusi penegak hukum yang terpercaya dan humanis,” tandas dia.