87 Anak Tampil Memukau dengan Kostum Daur Ulang di Bali Kreatif Festival 2025

Posted on

Puluhan anak-anak dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) tampak percaya diri berlenggak-lenggok di atas panggung dalam perhelatan Bali Kreatif Festival 2025, Sabtu (31/5/2025). Sebanyak 87 peserta menampilkan kostum hasil kreasi dari bahan daur ulang.

Kostum mereka pun beraneka bentuk dan warna. Meskipun terlihat sedikit gugup saat tampil, senyum tak pernah lepas dari wajah anak-anak saat melangkah di atas catwalk. Mereka bergerak menyesuaikan bentuk kostum yang dikenakan.

Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Pande Putu Agratama (9), siswa kelas IV SD Negeri 11 Padangsambian. Ia tampil mengenakan kostum bertema Garuda yang dibuat dari kardus, tutup botol, bulu angsa, serta kertas berwarna emas. Ia tampak gagah sekaligus menggemaskan saat memakai kostum tersebut.

“Rasanya senang dan gugup. Tapi, tetap senang banget karena bisa pakai kostum ini dan bangga juga. Kesulitannya mungkin karena sedikit berat saja,” ucap Agra saat dijumpai dalam di Lapangan Puputan Badung, Bali, Sabtu siang.

Saat mengikuti fashion show itu, Agra ditemani oleh keluarganya. Ibunya, Ni Kadek Anggayani, tampak cukup sibuk menyiapkan kostum putranya. Anggayani menyebut ide pembuatan kostum ini berasal dari salah satu TikTokers.

“Dalam pembuatan kostum ini semuanya pakai bahan daur ulang. Bahan-bahannya seperti kardus kami dapat minta, lalu untuk bahan yang kami beli cuma kertas berwarna emas dan lem saja,” sebutnya.

Menurutnya, proses pembuatan kostum membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Bagi Anggayani, ini bukan sekadar tentang tampil di atas panggung, tapi juga tentang menyampaikan pesan penting pada anak-anaknya.

“Melalui fashion show ini saya ingin mengajarkan ke anak untuk dapat memanfaatkan limbah sampah supaya tidak terlalu banyak limbah. Jadi, limbah sampah ini bisa dipakai kreasi seperti ini dan bisa terlihat unik,” ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali Tri Arya Dhyana Kubontubuh mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab, secara tak langsung kegiatan ini dapat mewujudkan program Gerakan Bali Bersih Sampah yang digaungkan Pemprov Bali saat ini.

“Ini tentu harus kami mulai kenalkan ke mereka untuk bagaimana caranya mengelola sampah. Bukan hanya sekedar membuang sampah begitu saja,” kata Tri.

Ia juga mendorong agar edukasi tentang pengelolaan sampah dan daur ulang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak. Selain menciptakan kesadaran lingkungan sejak dini serta bisa memanfaatkan dan mengelola bahan daur ulang.

Tri menambahkan, saat ini banyak produk UMKM yang sudah memanfaatkan bahan bekas, seperti tas ramah lingkungan, kerajinan tangan, hingga busana dengan teknik ecoprint yang menggunakan dedaunan sebagai motif alami.

“Sekarang ada juga pemanfaatan eco print seperti dalam pembuatan baju yang (teknik cetak atau pewarnaannya) menggunakan daun-daun yang berguguran. Jadi, daun-daun yang merupakan sampah ini ternyata bisa dimanfaatkan sebagai produk UMKM. Itu yang kami sangat apresiasi,” pungkasnya.