4 Wilayah di Bali Luncurkan Sistem Penanggulangan Bencana Lintas Kabupaten

Posted on

Empat kabupaten di Bali, yaitu Karangasem, Klungkung, Bangli, dan Buleleng meluncurkan Sistem Penanggulangan Bencana Lintas Kabupaten (Sipandu Paten) untuk mempercepat proses penanganan bencana di perbatasan. Inovasi tersebut juga diharapkan dapat lebih memperkuat koordinasi antarkabupaten.

Inovasi tersebut digagas Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa. Sipandu Paten sebagai langkah strategis untuk mewujudkan sistem penanggulangan bencana terpadu yang mencakup tiga tahapan utama, yaitu prabencana, tanggap bencana, dan pascabencana.

“Program ini bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas kabupaten, membangun sistem komunikasi terpadu, dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Sehingga, dapat menekan dampak sosial dan ekonomi akibat bencana,” kata Arimbawa, Senin (20/10/2025).

Arimbawa menegaskan bencana alam tidak mengenal batas administrasi. Sehingga, penanganan bencana, baik pohon tumbang, tanah longsor, dan sebagainya harus dilakukan secara kolaboratif.

“Dengan Sipandu Paten, kami harap penanggulangan bencana di perbatasan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, tepat, dan terorganisir,” ujar Arimbawa.

Peluncuran Sipandu Paten juga diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Bali agar membuat inovasi serupa. Sehingga, proses penanganan bencana bisa dilakukan lebih cepat.

“Seperti contoh, saat terjadi pohon tumbang di wilayah Yeh Malet yang merupakan perbatasan antara Karangasem dan Klungkung beberapa waktu yang lalu. Karena BPBD Klungkung lebih dekat dengan lokasi, mereka melakukan penanganan lebih dahulu. Setelah itu, baru kami menyusul karena jarak yang lebih jauh,” ucap Arimbawa.

Kolaborasi seperti itu, jelas Arimbawa, sangat penting dilakukan supaya proses penanganan bencana bisa dilakukan lebih cepat. Apalagi pohon yang tumbang tersebut menutup jalur utama dari Karangasem menuju Denpasar, begitu juga sebaliknya.

Melalui Sipandu Paten, diharapkan terwujud sistem penanggulangan bencana yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan. Sistem itu juga diharapkan mampu meningkatkan ketahanan masyarakat di Karangasem, Klungkung, Bangli, dan Buleleng terhadap berbagai potensi bencana alam.