Kepala World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak Israel menghentikan bencana kelaparan yang melanda Gaza. Tedros menyebut setidaknya 370 orang meninggal akibat malnutrisi.
“Ini adalah bencana yang sebenarnya bisa dicegah Israel, dan bisa dihentikan kapan saja,” ujar Tedros kepada wartawan, dilansir dari infoNews, Sabtu (6/9/2025).
“Kelaparan warga sipil sebagai metode perang adalah kejahatan perang yang tidak boleh ditoleransi, melakukannya dalam satu konflik berisiko melegitimasi penggunaannya dalam konflik di masa mendatang,” tegasnya.
Komentar itu muncul dua pekan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan terjadi bencana kelaparan di Gaza. PBB menuding adanya penghalang sistematis dari Israel yang menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Israel membantah tuduhan tersebut. Pihaknya menegaskan tidak ada tindakan yang menyebabkan kelaparan di Gaza, dan menyebut wilayah itu menderita kekurangan buatan manusia yang direkayasa oleh Hamas.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan pada Jumat (5/9) bahwa 373 orang, termasuk 134 anak-anak, meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi sejak perang meletus pada Oktober 2023.
Tedros mengulangi angka itu dan menambahkan bahwa “lebih dari 300 orang hanya dalam dua bulan terakhir” kehilangan nyawa akibat krisis pangan.
“Orang-orang mati kelaparan sementara makanan yang seharusnya bisa menyelamatkan mereka teronggok di truk-truk yang jaraknya cukup jauh,” keluhnya.
Tedros menekankan bencana kelaparan ini bisa segera dihentikan. “Hal yang paling tidak dapat ditoleransi dari bencana buatan manusia ini adalah bahwa bencana ini bisa dihentikan sekarang juga,” katanya.
Dia juga mempertanyakan sikap Israel yang membiarkan situasi ini berlanjut. “Kelaparan rakyat Gaza tidak akan membuat Israel lebih aman, juga tidak akan memfasilitasi pembebasan para sandera,” tegasnya.