Warga Fatukoa Keluhkan Jalan Rusak di Tengah HUT ke-139 Kota Kupang

Posted on

Kota Kupang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-139 sekaligus 29 tahun sebagai kota otonom pada Jumat (25/4/2025). Namun, perayaan ini menyisakan keluhan dari masyarakat di wilayah pinggiran yang belum merasakan pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur jalan dan akses kesehatan.

Salah satunya datang dari warga Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa. Selama hampir tiga dekade, masyarakat di wilayah itu harus menghadapi kondisi jalan yang rusak parah tanpa perbaikan.

“Seperti Infrastruktur Jalan Mollo Sunjam Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Ruas jalan penghubung wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang itu tidak pernah tersentuh perbaikan dari Pemerintah Kota Kupang hingga saat ini, sudah 29 tahun,” ujar Ketua RT 01/RW 01 Fatukoa, Yapi Manuleus, saat diwawancarai infoBali.

Menurut Yapi, ruas jalan Mollo Sunjam sepanjang empat kilometer tersebut sangat vital bagi ribuan kepala keluarga di RW 07 dan RW 08. Sebagian besar warga bermata pencaharian sebagai petani dan bergantung pada akses jalan tersebut untuk menjual hasil panen ke pusat Kota Kupang.

“Di momen 29 tahun terbentuknya Kota Kupang sebagai daerah otonom ini, warga hanya berharap adanya sentuhan perbaikan dari Pemerintah Kota Kupang. Bahkan warga tidak berharap untuk di-hotmix, dilapen (pengerasan) pun warga akan setia menanti,” kata Yapi.

Ia berharap momentum ulang tahun Kota Kupang menjadi refleksi bagi pemerintah agar lebih memperhatikan pemerataan pembangunan di semua wilayah, termasuk di pinggiran kota.

Dalam upacara peringatan HUT ke-139 Kota Kupang di halaman Kantor Wali Kota Kupang, Jumat (25/4/2025), Wali Kota Christian Widodo menyampaikan refleksi atas perjalanan panjang Kota Kupang, termasuk 29 tahun sebagai daerah otonom.

Menurutnya, usia 139 tahun merupakan warisan sejarah yang sarat makna dan tantangan.

“Visi Pemerintah Kota Kupang lima tahun ke depan adalah menjadikan pemerintahan sebagai instrumen pelayanan. Pentingnya nilai utama dalam menjalankan roda pemerintahan, yaitu sikap kolaboratif, kemampuan adaptif, dan jiwa melayani,” ujar Christian.

Ia menyebutkan sejumlah capaian yang telah diraih Pemerintah Kota Kupang, salah satunya peningkatan sanitasi rumah tangga yang kini menjangkau hampir 80 persen wilayah serta perbaikan jalan yang mencapai lebih dari 62 persen.

Christian juga menyinggung bangkitnya ekonomi lokal melalui kegiatan berbasis masyarakat, seperti pawai Paskah yang melibatkan lebih dari 300 pelaku UMKM dan menghasilkan perputaran uang hingga Rp3 miliar dalam sehari. Ke depan, kegiatan seperti ini akan dikembangkan menjadi event wisata religi.

Meski demikian, ia menekankan bahwa pembangunan kota tidak hanya soal infrastruktur fisik, melainkan juga pembangunan karakter, budaya, dan lingkungan sosial.

“Membangun kota bukan hanya tentang infrastruktur atau gedung-gedung megah, tetapi juga membangun karakter, budaya, dan lingkungan sosial yang saling menghargai,” pungkasnya.

Wali Kota Kupang Soroti Refleksi dan Capaian Daerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *