Wamen PPPA Veronica Tan Kunjungi Pabrik Bambu di Labuan Bajo

Posted on

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan dan Perwakilan Kementerian Kehutanan mengunjungi Kampus Bambu Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedatangan mereka dalam rangka kerja sama rencana aksi kolaborasi tiga kementerian untuk ekonomi restoratif NTT. Yakni, Kementerian PPPA, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Pariwisata.

Veronika berkesempatan meninjau pabrik bambu bernama Mosedia, yang sebagian pekerjanya adalah perempuan. Veronika juga bertemu sejumlah perempuan disabilitas.

Pabrik tersebut mengolah bambu menjadi meja, kursi, dan produk furnitur lainnya hingga sepeda. Bahan baku diambil dari bambu yang ditanam perempuan di kampung-kampung, yang dikenal dengan sebutan Mama Bambu.

“Hari ini kita sudah mulai dengan niat yang baik. Jadi ada kata mosedia, yang artinya niat baik. Segala sesuatu dimulai dari niat yang baik dan kita mengenal kata kunci Mama Bambu, artinya perempuan yang berdaya. Jadi inilah kolaborasi sebenarnya,” kata Veronika seusai mengunjungi pabrik bambu.

“Jadi hari ini kita mengunjungi Mama Bambu, juga pabrik yang mengolah bambu. Tapi bagaimana balik lagi dari proses pengolahan, kemudian melihat kearifan lokal dengan lahan yang disediakan oleh pemerintah dan juga dengan private yang punya kemampuan untuk mengolah menjadi sesuatu yang menjadi kearifan lokal,” lanjut dia.

Veronika mengapresiasi ada keterlibatan perempuan di kampus bambu tersebut. Perempuan bisa tampil untuk berdaya sendiri. Ada di antara mereka adalah perempuan disabilitas.

“Jadi perempuan tidak lagi hanya urusannya di kasus saja, tapi bagaimana kita membuat perempuan itu dengan sendiri yang dari bergerak, mereka berdaya sendiri. Karena didukung dari pemerintah dan private sector untuk berkolaborasi,” ujar Veronika.

“Kalau tadi Ibu lihat juga kan ada dari perempuan di rumah pekerti begitu ya, yang menerima kekerasan, korban kekerasan,” lanjutnya.

Veronika mengatakan perempuan itu selalu bergerak di mana pun demi anaknya, demi keluarga. Perempuan bergerak untuk kehidupan yang lebih baik. Perlu difasilitasi agar mereka bisa berdaya, termasuk perempuan-perempuan yang terkena kasus.

“Ada inisiatif yang baik dan mengajak perempuan-perempuan yang terkena kasus tidak berhenti sampai di situ, tapi memiliki solusi. Yang penting semangat untuk maju dan untuk hidup, untuk berdaya,” kata Veronika.