Sebanyak 1.919 babi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati. Ribuan babi itu diduga terjangkit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika sejak 28 Februari 2025 hingga 30 April 2025. Sebanyak 1.521 babi yang mati berada di Kecamatan Larantuka.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan, Vianey Kiti Tokan, menerangkan di Kecamatan Ile Mandiri terdapat 223 babi mati, Lewolema (68), Tanjung Bunga (31), Solor Barat (5), Adonara Barat (1), Wulanggitang (12), Titehena (11), Demon Pagong (34), Adonara Timur (11), dan Ile Bura (2).
Dinas Peternakan, Vianey melanjutkan, mengusulkan pengadaan vaksin darurat untuk mencegah penyebaran demam babi Afrika tersebut. “Kami akan usulkan dulu,” tuturnya, Rabu (30/4/2025).
Vianey menjelaskan babi yang mati terkena ASF harus dikubur. Dinas Peternakan juga melarang masyarakat mengonsumsi daging babi yang mati karena terpapar ASF.
Vianey menambahkan lalu lintas pengangkutan babi seperti di Pelabuhan Larantuka dan Deri juga harus diperketat. “Lawan virus ini dengan kesadaran kolektif,” imbuhnya.