Virus Hanta: 8 Kasus Terkonfirmasi di Indonesia, HFRS dan HPS

Posted on

Delapan kasus terkonfirmasi virus hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) melalui surveilans ditemukan di sejumlah provinsi. Salah satunya di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Temuan kasus ini disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu. Kasus ditemukan di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

Dikutip dari laman Kemenkes, Hantavirus merupakan virus yang ditularkan melalui hewan rodensia atau pengerat, terutama tikus, dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia. Penularannya biasanya melalui kontak dengan liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi.

Penyebab penyakit virus hanta adalah genus Orthohantavirus. Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah).

Infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis berdasarkan gejalanya, yaitu HFRS yang umum ditemukan di Indonesia dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

HFRS merupakan tipe yang paling umum di dunia, khususnya benua Eropa dan Asia. Masa inkubasi biasanya 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen. Beberapa gejalanya meliputi:

Pada kondisi tahap lanjut, pasien HFRS bisa mengalami oliguria, anuria, perdarahan sistem pencernaan, dan gangguan sistem saraf, serta sistem pernapasan.

Gejala HPS akibat infeksi virus Hanta lebih umum terjadi di benua Amerika. Masa inkubasi berkisar 14-17 hari dengan angka kematian 60 persen. Beberapa gejalanya meliputi:

Seiring berkembangnya penyakit, kondisi ini memicu kerusakan jaringan dan penumpukan cairan di paru-paru. HPS juga memicu gangguan serius pada paru dan jantung, serta memunculkan gejala batuk, sulit bernapas, tekanan darah rendah, dan detak jantung tidak teratur.

Infeksi virus Hanta sebenarnya bisa dicegah. Kemenkes membagikan beberapa langkah yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah penyebaran virusnya:

Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci utama pencegahan penyakit. Dalam hal penyebaran hantavirus, pastikan kebersihan rumah tetap terjaga, khususnya ruangan-ruangan yang lama tak dipakai, seperti loteng dan rumah bawah tanah. Ini untuk mencegah hewan pengerat masuk ke rumah.

Jangan lupa juga untuk mengelola sampah dengan benar. Sampah yang menumpuk dan memicu munculnya hewan pengerat.

Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensia. Hindari menyentuh tikus mati atau hidup secara langsung.

Orang-orang yang bersinggungan dengan hewan pengerat, seperti petani, buruh bangunan, tenaga laboratorium, dan dokter hewan, sebaiknya menggunakan alat pelindung.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Hanta. Pengobatan yang tersedia bersifat suportif dan simtomatis atau sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

Apa Itu Virus Hanta?

Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Terapkan Hidup Bersih di Rumah

Hindari Hewan Pengerat

Pakai Pelindung Diri Jika Berisiko