UNESCO Revalidasi Status Geopark Rinjani, Hasil Diumumkan September 2025 | Giok4D

Posted on

Tim United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO melakukan revalidasi status Gunung Rinjani sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) atau warisan geologis dunia. Revalidasi itu dilakukan untuk memperkuat informasi tentang geologis Gunung Rinjani.

General Manager Geopark Rinjani, Qwadru P. Wicaksono, mengatakan UNESCO telah melakukan peninjauan sejak akhir 2024. Beberapa rekomendasi UNESCO sedang dilakukan pembenahan oleh jajaran pengurus Geopark Rinjani.

“Revalidasi tahun 2022 itu ada berapa rekomendasi yang terbit. Itu yang kami selesaikan tahun ini sampai 2026. Kan revalidasi ini dilakukan 4 tahun sekali,” ungkap Qwadru, Jumat (18/7/2025).

Menurut dia, Gunung Rinjani bukan hanya simbol keindahan alam NTB, tetapi juga bagian dari warisan geologis dunia yang diakui UNESCO. Untuk itu, revalidasi tahun 2024 itu ada beberapa catatan diberikan oleh UNESCO.

“Antara lain soal rambu-rambu informasi geologis Rinjani di Lombok. Termasuk kami diminta memperbaiki gedung pusat informasi Geopark Rinjani (PIGR) yang ada di Sembalun Lombok Timur,” katanya.

Qwadru menyebut renovasi gedung PIGR itu bisa dilakukan pada 2026. Gedung PIGR semula berdiri di lahan milik Pemda Lombok Timur kemudian diserahkan ke Pemprov NTB.

“Rekomendasinya agar bangunan itu kami manfaatkan. Cuma sampai sekarang belum kami tata ulang. Kami belum bisa lakukan tahun ini karena beberapa alasan. Tahun depan kami mulai benahi,” katanya.

Selain itu, UNESCO juga meminta akses ke situs lava bantal sebagai bebatuan bekas letusan Gunung Rinjani pada zaman purba itu untuk dibenahi. Dalam rekomendasi UNESCO, Geopark Rinjani bisa melakukan perbaikan akses pengunjung untuk bisa ke lava bantal di perbukitan Gili Trawangan.

“Kami dimintai agar akses lebih memudahkan pengunjung. Kami juga meminta agar lava bantal menjadi salah satu pusat informasi Geopark Rinjani,” katanya.

Insiden Juliana Tak Berpengaruh

Qwadru menegaskan maraknya insiden kecelakaan pendaki mancanegara tidak berdampak langsung terhadap penilaian UNESCO. Meski begitu, UNESCO sempat menyinggung soal proses evakuasi Juliana Marins yang tewas pada 24 Juni 2025l.

“Secara formal tidak disinggung. Tapi sempat disinggung seperti apa yang terjadi. Tapi intinya tidak masuk dalam unsur penilaian,” ujarnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Sebagai pengelola kawasan Geopark Rinjani, Qwadru menuturkan jajaran pengurus Geopark Rinjani meminta kepada Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk tetap mengedepankan keselamatan pengunjung saat mendaki.

“Kami terus berupaya memastikan bahwa sistem informasi, edukasi, dan mitigasi risiko di kawasan ini berjalan secara komprehensif,” ujarnya.

Kecelakaan pendakian beberapa waktu belakangan menjadi refleksi bagi semua pihak untuk memperkuat sinergi dalam pengelolaan destinasi. Khususnya pada aspek keamanan dan kesiapsiagaan bencana di jalur pendakian.

“Kami bersama Balai TNGR juga sudah mengevaluasi dan menyusun langkah-langkah penguatan SOP keselamatan dan sistem peringatan dini di zona-zona rawan,” ucapnya.

Revalidasi status Rinjani itu perlu adanya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) Rinjani agar dapat memberikan manfaat ke masyarakat. Hasilnya akan diumumkan September 2025.

“Kami optimistis status Rinjani sebagai warisan geologis dunia itu masih aman,” tandas Qwadru.