TPA Kebon Kongok Bebaskan Biaya Buang Sampah Pascabanjir dari Mataram

Posted on

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat, membebaskan biaya pembuangan sampah pascabanjir dari Kota Mataram. Pembebasan biaya itu berlaku untuk 10 hari ke depan.

“Kami diberikan biaya gratis untuk Kompensasi Jasa Pelayanan (KJP),” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi, saat diwawancarai di Mataram, Jumat (11/7/2025).

Denny menuturkan kebijakan ini merupakan bentuk dukungan terhadap warga Mataram yang terdampak banjir. Selama 10 hari pembebasan KJP ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram diperkirakan bisa menghemat anggaran sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.

“Kami sangat menyambut baik. Apalagi, sampah banjir kemarin bukan sampah rumah tangga, melainkan sampah bangunan. Seperti tiang-tiang, kayu, hingga material,” tutur Denny.

Menurut Denny, pemberian gratis biaya KJP selama 10 hari ke depan bisa menghemat biaya pembayaran KJP di tengah status tanggap darurat bencana. Diketahui, besaran KJP di TPA Kebon Kongok untuk 15 ton sampah sebesar Rp 75 ribu.

Sampah warga Kota Mataram yang diangkut menuju TPA Kebon Kongok setiap harinya sekitar 200 ton dengan tiga kali ritase pengiriman. Namun, sejak banjir bandang menghantam Mataram, volume sampah yang diangkut meningkat hingga 350 ton per hari.

“Sehari itu kami bisa angkut (sampah banjir) sekitar 350 ton, itu sudah termasuk sama sampah yang ada di sungai,” jelas Denny.

Memasuki hari kelima pasca banjir bandang, Denny menyebut pengangkutan sampah dari Mataram menuju TPA Kebon Kongok tetap tiga ritase dalam sehari. Namun, untuk mempercepat pengangkutan sampah banjir, DLH Mataram akan membuang sampah sisa banjir dengan dua ritase, sedangkan satu ritase khusus untuk sampah rumah tangga.

“Tetap tiga ritase yang kami kirim setiap harinya ke TPA Kebon Kongok. Dua ritase untuk sampah banjir, satu ritase untuk sampah rumah tangga,” pungkasnya.

Ada sekitar 9.899 kepala keluarga (KK) atau sekitar 38.673 warga terdampak banjir bandang di Mataram. Dari data BPBD Kota Mataram, warga terdampak paling banyak berada di Kecamatan Sekarbela, Sandubaya, Ampenan, dan Cakranegara. Rinciannya, Sekarbela 16.868 jiwa, Sandubaya 12.124 jiwa, Ampenan 5.184 jiwa, dan Cakranegara 2.401 jiwa.

Banjir bandang setinggi dua meter lebih itu juga merusak sejumlah infrastruktur dan rumah warga. BPBD Kota Mataram mencatat, ada 91 rumah rusak, 5 bangunan sekolah rusak, 4 tempat ibadah rusak, dan 4 kantor rusak.

Selain itu, terdapat 7 jembatan rusak berat, 4 ruas jalan rusak, 8 mobil rusak berat, dan 2 sepeda motor hanyut. Banyaknya jembatan rusak disebabkan debit air yang tinggi, serta tumpukan material sampah yang menghantam jembatan dengan kecepatan tinggi.

“Update siang ini, ada sekitar 9.899 KK atau 38.673 warga kita yang terdampak banjir,” kata Plt Kalag BPBD Kota Mataram Muzaki saat dikonfirmasi infoBali, Jumat.