Tersangka Pemukul Pecalang di Pura Besakih, Salah Satunya Residivis Pembunuhan

Posted on

Tiga pemukul pecalang di Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali, saat upacara Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) 2025 berinisial IGLAED (30), IGLR (56), dan IGNAAP (21) telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Satu dari tiga tersangka itu ternyata residivis kasus pembunuhan.

“Ya benar, satu orang pelaku inisial IGLR (56) merupakan residivis kasus pembunuhan,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Karangasem, Iptu I Gede Sukadana, Rabu (16/4/2025).

IGLR sempat dipenjara beberapa tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Karangasem. Menurut Sukadana, IGLR sudah bebas dalam waktu yang cukup lama.

Di sisi lain, Sukadana membantah adanya informasi yang menyebutkan salah satu pelaku adalah anggota polisi. Menurutnya, berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, tidak ada polisi yang terlibat dalam pemukulan itu.

“Ini sudah sesuai dengan fakta yang sebenarnya berdasarkan hasil lidik dan sidik. Tidak benar jika salah satu pelaku merupakan anggota kepolisian,” ujar Sukadana.

Diberitakan sebelumnya, tiga pemukul pecalang saat upacara IBTK di Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali, berinisial IGLAED, IGLR, dan IGNAAP ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga pelaku yang menjadi tersangka berasal dari Kecamatan Selat, Karangasem.

Ketiga tersangka telah ditahan di Mapolres Karangasem pada Selasa (15/4/2025) malam. Penahanan dilakukan setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman closed circuit television (CCTV).

Pecalang yang menjadi korban pemukulan dari IGLAED, IGLR, dan IGNAAP bernama I Nengah Wartawan (52). Wartawan awalnya mengarahkan empat pemedek untuk keluar ke arah barat di areal Bencingah Agung Pura Agung Besakih setelah bersembahyang.

Salah seorang dari empat pemedek tersebut menanggapi arahan Wartawan dengan kata ‘joh dong‘ (jauh dong). Wartawan langsung menjawab dengan kata ‘ke Lempuyang mare joh mejalan‘ (ke Lempuyang baru jauh berjalan).

Jawaban Wartawan tersebut membuat salah seorang pemedek tersinggung sehingga terjadi adu mulut. Situasi kemudian memanas hingga terjadi saling dorong antara pelaku dan Wartawan.

Aksi saling dorong itu lantas berlanjut dengan pemukulan yang dilakukan IGLAED, IGLR, dan IGNAAP hingga membuat Wartawan terjatuh. Insiden pemukulan itu kemudian dilerai pemedek lain.