Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Syaiful Hidayat meminta DPD PDIP Bali intropeksi diri. Hal itu merespons kekalahan PDIP di Pilkada Karangasem 2024.
“Ini bagian dari intropeksi kita. Bagian dari koreksi. Kenapa kita bisa kalah (Pilkada) di Karangasem,” kata Djarot saat pidato pembukaan Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Bali di Badung, Sabtu (18/10/2025).
Tak hanya soal kalah Pilkada Karangasem. Djarot juga mengkritisi jumlah kursi anggota DPR RI dari PDIP Bali yang menurun dibanding 2019.
Untuk itu, PDIP Bali diminta segera mengidentifikasi penyebab dua kekalahan di pilkada dan pileg itu. Momen konferda dan konfercab itu juga dapat dijadikan ajang evaluasi kinerja partai satu periode lalu.
“Kita harus betul-betul pelototi sampai detail. Apa ada yang salah di sini. Apa ada yang kurang di sini. Karenanya, momentum konferda adalah bagian dari evaluasi seluruh hasil kerja kita lima tahun lalu,” kata Djarot.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, Wayan Koster, tidak terlalu mempermasalahkan kekalahan di Pilkada Karangasem. Menurutnya, PDI Perjuangan tidak harus menguasai seluruh Bali.
“Tidak harus seluruhnya dikuasai. Sisakan satu,” kata Koster.
Koster mengatakan meski gagal di Karangasem, semua struktur partai dan organisasi PDI Perjuangan di delapan kabupaten dan kota di Bali sudah baik. Organiasi mulai dari tingkat DPD, DPC, ranting, hingga anak ranting disebut Koster sudah solid.
Termasuk, sistem dan manajemen partai yang juga diklaim Koster sudah terbentuk secara lengkap. Koster ingin PDI Perjuangan di Bali sebagai partai pelopor poros kekuatan nasional dan rumah besar ideologi nasionais yang mensukseskan kepemimpinan secara nasional.
“Jadi, struktur partai di Bali ini sudah sangat kuat. Program pemerintah, Haluan 100 Tahun Bali Era Baru, di seluruh provinsi Bali. Meskipun Bupati Karangasemnya bukan dari PDI Perjuangan, tapi kita ajak,” katanya.
“Karena Gubernur punya kewenangan mengesahkan rencana pembangunan jangka panjanang. Kalau tidak masuk, tidak kami sahkan,” imbuhnya.
Sekjen PDI Perjuangan Bali, Jaya Negara, mengatakan kekalahan di Kabupaten Karangasem pada Pilkada 2024 lalu justru menjadi motivasi para kader untuk lebih militan lagi. Meski, sulit menggapai banyak suara di seluruh kabupaten dan kota di Bali.
“Mungkin di Bali ini sulit untuk mengambil (suara) semuanya. Jadi, pak Djarot itu memotivasi. Artinya, menjadi tantangan bagi untuk bekerja lebih giat,” katanya.
Jaya Negara menyebut kegagalan di Pilkada Karangasem akan segera dievaluasi dan dianalisis. Sehingga, pemilu pada 2029, kekalahan itu tidak terjadi lagi.
“Kalau mempermasalahkan, ya siapa yang (nggak) ingin menang. Tapi, itu artinya jadi rekokendasi untuk dianalisis,” tandas Wali Kota Denpasar itu.
