Sawah di Bali Berkurang 6.522 Hektare dalam 5 Tahun update oleh Giok4D

Posted on

Luas lahan sawah di Bali berkurang sebanyak 6.522 hektare dalam lima tahun. Data penurunan lahan sawah ini dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bali.

BPS Bali mencatat luas lahan baku sawah di Pulau Dewata pada 2024 sebesar 64.474 hektare. Angka ini menurun jika dibandingkan luas lahan sawah pada 2019 sebanyak 70.996 hektare.

Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menjelaskan data luas lahan baku sawah tersebut bersumber dari keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sementara data lahan sawah 2025 masih dalam pengambilan sampel

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Jadi, untuk data 2025, pengambilan sampelnya juga masih menggunakan prim luas lahan baku sawah di 2024 ini. Nanti ketika tersedia data terbaru, itu yang digunakan sebagai prim untuk luas lahan baku sawah,” ungkap Agus dalam acara rilis bulanan secara live di YouTube BPS Bali, Senin (3/11/2025).

Menurut Agus, jika dibandingkan dengan provinsi lain, Bali mengalami penurunan luas lahan sawah relatif besar jika dihitung secara persentase. Bali menempati posisi ke-9 dari seluruh provinsi di Indonesia.

Di sisi lain, Agus mengungkapkan hasil pencatatan Kerangka Sampel Area (KSA) dan hasil pencatatan survei ubinan total luas panen padi di Bali diperkirakan mencapai 99,54 ribu hektare pada 2025.

“Dibandingkan dengan 2024 yang luas panen yang mencapai 103,80 ribu hektare, luas panen di 2025 tercatat turun 4,11 persen dan kalau kita lihat sebenarnya pergerakannya, periode panennya tidak jauh berbeda dari tiga tahun terakhir. Ada puncaknya di bulan Mei, kemudian ada puncak lagi di bulan Oktober,” tutur Agus.

Hanya saja, sambung Agus, periode panen Oktober 2025 diperkirakan relatif lebih rendah dibandingkan dengan 2024. Namun, apabila berbicara potensi, pada November dan Desember diperkirakan kondisi Bali lebih tinggi.

“Dengan luas panen sebesar yang tadi saya sampaikan 99,54 ribu hektare, produksi padi di Bali di tahun 2025 itu tercatat sebesar 614,86 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini masih lebih rendah turun 3,24 persen,” terang Agus.

Apabila dikonversikan, maka selama 2025 produksi beras yang bisa dihasilkan di Bali mencapai 346,75 ribu ton atau lebih rendah 3,24 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Jadi, kalau kita lihat periodesasinya, itu kenapa kita lebih rendah? Karena di subround I dan subround II angka produksi kita lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ucap Agus.