Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar bertemu dengan perwakilan pedagang Pasar Tematik Ubud. Pertemuan itu membahas rencana renovasi Pasar Tematik Ubud yang akan dimulai pada Oktober mendatang.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Anak Agung Surya Diputra, mengatakan para pedagang yang terdampak saat proses renovasi tidak akan dirumahkan. Menurutnya, para pedagang dapat berjualan dari koridor barat sampai sisi timur di belakang Pura Melanting.
“Sebelah barat setelah diukur itu per pedagang dapat 1 meter persegi. Ada ruang sedikit juga di belakang Pura Melanting. Belum diukur bagian sana, perkirakan bisa dapat 40 pedagang,” ujar Gung Surya saat bertemu perwakilan pedagang Pasar Ubud di Kantor Camat Ubud, Jumat (5/9/2025).
Gung Surya menjelaskan lokasi tersebut merupakan ruang tersisa dalam rancangan proses renovasi Pasar Ubud. Menurutnya, proyek renovasi di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gianyar itu butuh ruang untuk menaruh material bangunan maupun lalu lalang kendaraan dan alat berat.
Ia menyebut kendala lokasi sisi barat dan timur hanya bisa menampung sekitar 150 pedagang. Jumlah tersebut baru setengah dari total keseluruhan pedagang yang berjumlah sekitar 300 orang.
Putu Mediani, salah satu pedagang di Pasar Ubud, menyepakati usulan tersebut. Baginya, terpenting para pedagang tidak dirumahkan. Namun, ia mempertanyakan pengaturan pedagang atas keterbatasan ruang yang terjadi maupun lokasi penyimpanan barang dagangan.
“Untuk lahan yang disediakan kan terbatas, bagaimana pengaturan untuk perdagangannya? Tolong dipertegas semisal ada sistem rolling,” ujar Mediani.
Sekretariat Daerah (Sekda) Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widya Utama, sempat menampilkan peta lokasi yang dimaksud di hadapan perwakilan pedagang. Ngurah Bem, sapaan akrabnya, meminta para pedagang berkoordinasi dengan koordinator pasar dan Disperindag Gianyar terkait teknis berjualan.
Ngurah Bem menegaskan pertemuan tersebut menyepakati adanya sistem rolling supaya pedagang dapat berdagang bergilir selama proses renovasi. Sesuai kontrak kerja, dia berujar, proses renovasi membutuhkan waktu 80 hari kerja.
“Ada metode teknis sehingga tidak memungkinkan untuk ruang taruh barang di basement. Kami kasih ruang dulu pemborongnya. Kalau dipaksa berjualan di tempat sekarang, maka renovasi pasar baru selesai enam bulan,” ujar Ngurah Bem.
Ngurah Bem juga memaparkan antisipasi potensi melubernya pedagang di trotoar maupun munculnya pedagang baru di lokasi baru. Nantinya, pedagang Pasar Ubud akan dilengkapi penanda dan barcode. Ngurah Bem menegaskan hal ini sebagai upaya melindungi tempat pencarian nafkah para pedagang.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Ada kemungkinan pedagang membludak sampai ke trotoar, akan diberi toleransi selama 80 hari. Setelah itu, Satpol PP boleh menindak,” pungkasnya.
Koordinasi Teknis
Sekretariat Daerah (Sekda) Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widya Utama, sempat menampilkan peta lokasi yang dimaksud di hadapan perwakilan pedagang. Ngurah Bem, sapaan akrabnya, meminta para pedagang berkoordinasi dengan koordinator pasar dan Disperindag Gianyar terkait teknis berjualan.
Ngurah Bem menegaskan pertemuan tersebut menyepakati adanya sistem rolling supaya pedagang dapat berdagang bergilir selama proses renovasi. Sesuai kontrak kerja, dia berujar, proses renovasi membutuhkan waktu 80 hari kerja.
“Ada metode teknis sehingga tidak memungkinkan untuk ruang taruh barang di basement. Kami kasih ruang dulu pemborongnya. Kalau dipaksa berjualan di tempat sekarang, maka renovasi pasar baru selesai enam bulan,” ujar Ngurah Bem.
Ngurah Bem juga memaparkan antisipasi potensi melubernya pedagang di trotoar maupun munculnya pedagang baru di lokasi baru. Nantinya, pedagang Pasar Ubud akan dilengkapi penanda dan barcode. Ngurah Bem menegaskan hal ini sebagai upaya melindungi tempat pencarian nafkah para pedagang.
“Ada kemungkinan pedagang membludak sampai ke trotoar, akan diberi toleransi selama 80 hari. Setelah itu, Satpol PP boleh menindak,” pungkasnya.