Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyoroti alih fungsi lahan hutan dan bukit di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi lahan pertanian, khususnya untuk tanaman jagung. Menanggapi hal tersebut, ia mendorong penerapan program agroforestri.
Program ini merupakan sistem pengelolaan lahan yang menggabungkan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan (pohon) untuk meningkatkan keuntungan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Menurutnya, pola agroforestri baik dilakukan untuk solusi berkelanjutan.
“Jadi ada tegakkan pohon dari HBK (hasil hutan bukan kayu), misalkan alpukat, durian, cokelat. Tapi diselang-seling itu kita tanam jagung atau apapun yang bisa bermanfaat dalam waktu jangka pendek,” kata Raja Juli saat mengunjungi Persemaian Mandalika Modern di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Jumat (16/5/2025).
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menjelaskan pola agroforestri ini penting untuk terus didorong. Ia melihat hal ini penting agar mampu membawa kesejahteraan sosial bagi masyarakat dan menjaga kelestarian hutan.
“Jadi dikombinasikan lebih baik ini akan lebih maksimal. Maka jangan jagung semua, pola agroforestri ini kesuburan tanah terjaga dan ini mencegah erosi,” bebernya.
Raja Juli saat ini tengah mendorong optimalisasi pengelolaan seluruh hutan di Indonesia. Namun, ia menekankan agar masyarakat mampu menjaga kelestarian lingkungan.
“Jadi sekarang kami sedang mendorong program untuk menggantikan bisnis di masyarakat dari menebang menjadi menanam,” imbuhnya.
Raja Juli menambahkan Kementerian Kehutanan saat ini tengah mengupayakan optimalisasi pengelolaan hutan secara nasional. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah Kebun Bibit Rakyat (KBR), yang melibatkan kelompok masyarakat dalam penanaman pohon produktif yang bernilai ekonomi.
“Hari ini juga saya bertemu dengan beberapa kelompok yang telah terlibat dengan kelompok kami KBR, jadi mereka menanam bibit dari mereka dan disupport pendanaan dari Kementerian sampai akhirnya tadi banyak yang sudah bisa naik haji,” bebernya.
Ia juga mendorong adanya hilirisasi dari program ini. Ia melihat petani mampu membuat produk dari hasil hutan yang dikelola sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Mohon doa dan dukungan bangun kesadaran masyarakat agar banyak menanam dan tidak menebang. Dan ini diharapkan oleh Presiden. Biar kami menjaga kelestarian hutan tapi pada saat bersamaan juga harus memastikan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Raja Juli mengeklaim Persemaian Modern Mandalika di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, berpotensi besar mendukung pelestarian hutan di wilayah tersebut. Menurutnya, balai persemaian ini mampu memproduksi hingga lima juta bibit pohon per tahun.
“Ini persemaian besar Insyaallah bisa menanam lima juta bibit. Cuma masih dalam tahap finalisasi jadi belum total selesai,” kata Raja Juli saat mengunjungi Persemaian Mandalika Modern di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Jumat (16/5/2025).
Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyebut bibit hasil persemaian akan digunakan untuk menunjang program penghijauan dan rehabilitasi hutan di NTB. Hanya saja, pengerjaan tempat pembibitan ini masih belum jadi seluruhnya.