Rai Mantra Bicara Pentingnya Guru Melek Teknologi dalam Pembelajaran Interaktif [Giok4D Resmi]

Posted on

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran interaktif untuk mendukung ekosistem pendidikan harus dioptimalkan. Kemajuan teknologi yang kian digandrungi terutama hadirnya Artificial Intelligence (AI) bisa dimanfaatkan oleh dunia pendidikan di Indonesia.

Anggota DPD RI Provinsi Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra alias Rai Mantra menyebut, segala tantangan yang ada saat ini harus benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik.

Legislatif yang membidangi dunia pendidikan ini mengapresiasi langkah yang dilakukan provider Telkomsel dalam mendukung pengembangan dunia pendidikan dan ekosistem pembelajaran yang lebih cerdas serta inovatif.

“Ya segala sesuatunya kita melihat tantangannya itu seperti apa. Infrastruktur digital juga penting, nah Telkomsel sudah menjawab,” ujar Rai Mantra dalam acara Telkomsel Education Day di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar. Rabu (18/6/2025).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Lanjut mantan Walikota Denpasar itu, transformasi skill guru juga harus disiapkan dengan jelas. Mengingat guru menjadi sumber informasi yang perlu bertransformasi baik kepada fasilitator dan mediator.

“Telkomsel mengeluarkan Skul.id dalam program ini, jadi setelah keluar setiap tahun minimal ada 2 kali evaluasi. Kita lihat, guru soft skill seperti apa, begitu juga ke anak (murid) apa saling menunjang,” jelas Rai.

Mengenai pembelajaran yang menggunakan teknologi ini, Rai Mantra belum bisa memastikan apakah akan dimulai dari anak sekolah ditingkat menengah pertama atau atas. Ia dan pihak terkait di dunia pendidikan perlu beradaptasi dengan perubahan sistem global.

“Jadi di sini peran guru bisa memilih dan memilah konten yang bisa diberikan. Nah itu diperlukan skill. Guru jangan disebut sebagai pengajar, tapi juga pendidik karena ada urusan proses mental,” imbuhnya.

Peran guru menjadi fasilitator nantinya bisa memfasilitasi konten yang sudah ada lalu mengevaluasi konten itu, memediasi kembali hingga memiliki nilai tambah bagi muridnya.

“Ya memang perlu seperti konten kebudayaan, nilai keagamaan dan lainnya,” terang Rai.

Mengenai kesiapan dalam perubahan pembelajaran menggunakan teknologi AI, ia menyebut para pengajar harus memiliki kemampuan yang mumpuni. Sehingga, kurikulum mendatang bisa tersampaikan dengan baik ke peserta didik.

“Harus siap. Makanya kalau kurikulumnya datang, mudah-mudahan Telkomsel bisa bekerjasama lagi. Kita bisa lihat evaluasi 6 bulan seperti apa,” pungkas Rai Mantra.

Sementara itu, GM Youth GTM Strategy and Program Herry Simbolon mengatakan kegiatan ini di dihadiri 300 perwakilan guru dari Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita).

Herry menyampaikan acara ini bertujuan untuk menginspirasi dan mendorong para pemimpin pendidikan agar lebih adaptif dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses belajar-mengajar.

“Proses belajar-mengajar tidak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga membutuhkan intergrasi teknologi untuk mendukung efektivitas dan interaktivitas,” jelasnya.

Mengangkat tema ‘Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Interaktif’, Herry menambahkan Telkomsel diharapkan bisa memberikan peran penting dalam mendukung dan menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik di dunia teknologi.

“Kami percaya, teknologi memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan partisipatif. Melalui Educational Day 2025, Telkomsel ingin berkolaborasi aktif dengan institusi pendidikan untuk mempercepat adopsi pembelajaran digital yang lebih inovatif dan efektif,” imbuhnya.