Pukul 10.15 Wita, para pembalap cilik langsung memacu sepedanya saat pagar pembatas setinggi 50 sentimeter (cm) diturunkan. Mereka berpacu untuk menjadi pemenang pada turnamen Push Bike Walikota Cup 2025 di lapangan Lumintang, Denpasar, Bali.
Pantauan infoBali, lima pembalap push bike, laki-laki dan perempuan berusia lima tahun, melaju dari garis start untuk uji coba lintasan. Mereka adalah Guardian Zafir Azura, Shaqueena Arsyila, Navya, Putu Felicia Veronica Nugraha, dan Rafandra.
Meski putaran pertama baru dalam rangka test drive atau uji lintasan, tapi ketegangan sudah nampak di raut wajah mereka. Saat pagar pembatas di garis ‘start’ diturunkan, para bocah pembalap itu langsung memacu sepeda tanpa kayuh mereka.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Saking semangatnya, Arsyila terpeleset dan jatuh seusai berbelok di tikungan huruf U ke-4. Meski jatuh, bocah lima tahun itu langsung berdiri dan kembali memacu sepedanya menuju garis ‘finish’.
“Ya, tadi jatuh. Mungkin karena licin dan pegangan (di stang sepeda) kurang kuat. Kalau pegangan kurang kuat, biasanya dia jatuh,” kata ibu Arsyila, Rika Nurtityo, ditemui infoBali di Lapangan Lumintang, Denpasar, Minggu (15/6/2025).
Usaha Arsyila tidak sia-sia. Meski sempat jatuh, ia meraih juara dua, seusai balapan pada putaran ke-2 hingga ke-4. Ada piala perak Push Bike Walikota Cup 2025 yang disiapkan untuk Arsyila.
Rika mengatakan latihan fisik dan persiapan sudah dilakukan putrinya sejak satu bulan lalu. Latihan fisiknya tidak berat. Hanya latihan lari dan bersepeda yang sudah dilakukan sejak Arsyila usia tiga tahun.
“(Arsyila) sudah sering ikut (kompetisi) sejak usia tiga tahun. Tapi Push Bike Walikota Cup 2025 ini baru sekali ikut,” kata Rika.
Rika mengaku mendaftarkan putrinya di ajang itu bukan hanya sekadar olahraga. Setelah ajang Push Bike Walikota Cup 2025 di Denpasar, dia berencana mendaftarkan Arsyila di ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 5 Juli 2025.
“Nanti, habis dari sini, mau ke Fornas di Lombok, Mandalika. Tapi yang penting anaknya happy dan semangat. Saya sebagai orang tua juga mendukung biar semangat,” katanya.
Sedangkan juara pertama, pada kategori yang sama, diraih Al Fattah Putra Octaviano. Fattah sukses mencapai garis ‘finish’ mendahului empat pembalap lainnya dan meraih 2 poin.
Orang tua Fattah, Arnol Putra, setali tiga uang. Arnol mengatakan tidak ada latihan khusus yang dilakukan Fattah untuk Push Bike Walikota Cup 2025. Sehari-harinya, latihan fisik sudah dilakoni Fattah, minimal tiga kali seminggu.
“Anak saya nggak ada persiapan khusus. Kami latihan balap terus tiap minggu. Seminggu biasanya bisa tiga kali kami latihan balap. Kemudian, kebutuhan fisiknya saya penuhi,” kata Arnol.
Arnol mengatakan ia diundang Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk ikut kompetisi itu. Dia dan Fattah diundang ikut Push Bike Walikota Cup 2025 karena pernah menjuarai Asia Cup di Phuket, Thailand, pada 2023.
Kini, setelah menjuarai Push Bike Walikota Cup 2025 di Lapangan Lumintang, Arnol berencana ikut serta dalam ajang serupa di Thailand pada 27 Agustus 2025. Delegasi Indonesia akan diwakili Arnol dan Fattah.
“Nanti, tanggal 27 Agustus 2025, kami mewakili Indonesia di ajang World Cup (push bike) di Bangkok, Thailand,” katanya.
Ketua Panitia Push Bike Walikota Cup 2025, Tanhar Maharsi, mengatakan ajang itu memang dimanfaatkan para orang tua peserta sebagai persiapan untuk ajang di tingkat nasional maupun internasional. Tanhar berharap ada bibit atlet push bike baru dari ajang Walikota Cup 2025 untuk diikutkan dalam turnamen skala yang lebih besar.
“Jadi ini sebenarnya ajang pra event sebelum Fornas. Meskipun mepet (hanya satu bulan menuju Fornas) persiapan harus tetap ada,” kata Tanhar.
Tanhar mengatakan Push Bike Walikota Cup 2025 digelar dalam empat kategori tahun kelahiran peserta. Yakni, kategori tahun kelahiran 2019 hingga 2022. Otomatis, pesertanya adalah pembalap sepeda push bike usia tiga tahun hingga lima tahun.
Turnamen itu terbagi dalam dua batch atau grup yang terdiri dari lima pembalap di tiap batch. Peserta akan bertanding di fase uji coba lintasan, babak penyisihan grup, dan dua ronde balapan.
Pembalap yang pertama mencapai garis ‘finish’ akan mendapat satu poin. Sehingga, juara satu, dua, dan tiga, adalah tiga pembalap dengan jumlah perolehan poin terkecil.