Pemerintah Provinsi NTB meresmikan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Kecil Menengah (PLUT KUKM). Pembangunan gedung PLUT KUKM ini menelan biaya Rp 10 miliar.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB Ahmad Masyhuri mengatakan gedung PLUT KUKM ini dibangun sebagai pusat pelatihan UMKM di NTB. Gedung yang menelan biaya miliaran itu juga dihajatkan untuk memberikan pelayanan dan pengembangan UMKM di NTB.
“Proses pembangunan gedung ini panjang. Awal dibangun itu sejak 2012 saat mendapat anggaran dari Kementerian Koperasi. Kemudian tahun 2018 direnovasi menelan anggaran Rp 9 miliar dan sekarang kembali ditambah anggaran oleh Gubernur Rp 1,8 miliar,” kata Masyhuri, Selasa (30/12/2025).
Gedung PLUT KUKM ini, Masyhuri berujar, memiliki beberapa fasilitas. Mulai dari alat masak, peralatan pod cast, kemasan, dan fasilitas pamer produk bagi pelaku UMKM.
“Sekarang sudah maksimal penggunaannya. Semua alat bisa digunakan oleh pelaku UMKM kita dan free ya tidak dipungut biaya,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, gedung PLUT KUKM ini juga dapat digunakan sebagai ruang belajar bagi pelaku UMKM di NTB. Bisa menggunakan ruang dapur untuk pengembangan UMKM serta pelatihan untuk kemasan.
“Kita juga sediakan pelatihan kemasan. Kita juga melakukan pembinaan di sini, secara offline dan bisa online,” tegas Masyhuri.
Masyhuri menargetkan jumlah pendampingan usaha masyarakat di gedung PLUT KUKM ini mencapai 10 ribu UMKM. Untuk jumlah UMKM yang diproyeksikan naik kelas ditargetkan mencapai 20 UMKM.
“Target kita tahun depan 20 UMKM ini bisa naik kelas. Kita harapkan bisa juga tembus ekspor impor,” katanya.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan masyarakat NTB bisa memanfaatkan seluruh fasilitas di gedung PLUT KUKM. Mulai dari latihan memasak, kemasan industri kecil dan kerajinan tangan.
“Bisa juga melakukan podcast dan desain grafis. Untuk masyarakat dari Pulau Sumbawa kita sediakan penginapan ada asrama di sini,” katanya.
Iqbal mengatakan, keberadaan gedung PLUT KUKM ini diharapkan bisa menjadi ruang untuk meningkatkan produk UMKM, meningkatkan kemasan, branding, akses pasar digital dan pembiayaan.
“Kami harapkan ini menjadi pusat pengembangan UMKM dan koperasi. Kita punya 1.066 kopdes merah putih yang marketplace utama di level desa. Nah gedung ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis UMKM dan koperasi,” tandas Iqbal.
