Pria Buleleng Tewas Dianiaya 3 Anggota TNI, Keluarga Bantah gegara Curi Motor update oleh Giok4D

Posted on

Pria asal Buleleng berinisial KJ alias Basir tewas setelah dianiaya oleh tiga anggota TNI di Bali. Ketiga tentara itu, yakni Prada PAH, Pratu MR, dan Sertu KSY. Terungkap, Basir dan Prada PAH ternyata masih memiliki hubungan keluarga.

Keluarga Basir, Ketut Jimat, membantah tudingan yang menyebut Basir mencuri sepeda motor milik ibu Prada PAH. Menurut Jimat, Basir awalnya hanya meminjam sepeda motor itu.

“Dibilang curanmor, ini salah. Dari awal kejadian ini peminjaman sepeda motor,” ujar Jimat saat ditemui di kediamannya di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali, Jumat (9/5/2025).

Meski begitu, Jimat mengakui Basir sempat menggadaikan motor milik ibu Prada PAH senilai Rp 2,2 juta. Namun, menurut Jimat, keluarga sudah menebus kembali motor tersebut dan mengembalikannya kepada ibu Prada PAH.

“Kami sadari itu memang kesalahan, tapi (motor) sudah dikembalikan, jadi ada itikad baik. Motornya juga sudah balik ke rumah orang tua pelaku,” imbuh Jimat.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Jimat menyayangkan Prada PAH dan dua temannya melakukan penganiayaan hingga Basir tewas. “Padahal masalah (gadai) sudah selesai. Tapi Basir dijemput tanpa mengabari keluarga kami di sini,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, mengungkap motif Prada PAH, Pratu MR, dan Sertu KSY menganiaya Basir lantaran emosi karena motornya dicuri dan digadaikan oleh warga sipil itu.

“Anggota emosi. Maka terjadilah (penganiayaan) itu,” kata Candra, Kamis (8/5/2025).

Candra mengungkapkan motor yang dicuri dan digadaikan oleh Basir merupakan milik ibu dari Prada PAH. Menurutnya, Basir menggunakan uang hasil penggadaian motor tersebut untuk foya-foya.

Adik Basir, Ketut Juniari, menjelaskan dirinya bersama ayahnya Ketut Murid sudah mendatangi orang tua Prada PAH seusai kakaknya menggadaikan motor tersebut pada Sabtu (3/5/2025). Menurutnya, dia sudah meminta maaf lantaran Basir menggadaikan motor yang telah dipinjam.

Juniari mengatakan keluarganya juga berjanji akan bertanggungjawab mengembalikan motor yang digadaikan. Saat itu, keluarga Prada PAH memberikan waktu sepekan untuk mengembalikan motor tersebut.

“Kalau seminggu tidak ditemukan, siapkan Rp 15 juta. Sedangkan orang tua kami masih mikir. Kami padahal sudah minta keringanan sebulan,” ujar Juniari.

Menurut Juniari, Prada PAH kemudian menghubungi dirinya pada Minggu (4/5/2025). Prada PAH mengabarkan bahwa sepeda motor yang digadaikan oleh Basir telah ditemukan di daerah Pupuan, Tabanan.

Saat itu, Juniari diminta mengirim uang sebesar Rp 2,2 juta untuk menebus motor tersebut. Ia pun langsung mengirimkan uang yang diminta ke rekening Prada PAH.

“Langsung saya transfer hari itu uangnya. Sudah dibawa pulang juga motornya, artinya masalah ini kan sudah beres,” imbuh Juniari.

Prada PAH menelepon Juniari sekitar pukul 03.46 Wita pada Senin (5/5/2025). Namun, Juniari saat itu tidak mengangkat telepon karena sudah tidur. Dia baru menyadari ada telepon dari Prada PAH sekitar pukul 05.54 Wita. Juniari lalu kembali menelepon Prada PAH dan yang merespons adalah Sertu KSY.

“Waktu itu dibilang kakak saya masih tidur di kosan di daerah Singaraja,” kata Juniari.

Beberapa jam kemudian, keluarga mendapat kabar bahwa Basir telah meninggal dunia. Belakangan, keluarga mengetahui Basir menjadi korban pembunuhan Prada PAH, bersama rekannya Pratu MR dan Sertu KSY. Keluarga pun melaporkan peristiwa tersebut ke Sub Detasemen Polisi Militer IX/3-1 Singaraja.

Keluarga Sempat Minta Maaf