Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Santong menghasilkan 3,5 juta Kilowatt (kWh) listrik per tahun. PLTM itu memanfaatkan aliran air sungai di Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
General Manager (GM) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Sri Heny Purwanti, mengatakan pembangkit listrik ini mengandalkan aliran air sungai pegunungan yang mengalir dari Air Terjun Sekeper di hutan Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Pembangkit yang dibangun pada 2014 ini baru menghasilkan 1 megawatt (MW) dalam sehari.
“Kapasitas pembangkit ini sampai 1 MW ya. Terus rata-rata per tahun itu menghasilkan 3,5 juta kWh rata-rata untuk kebutuhan pasokan listrik ke masyarakat NTB,” ujar Heny saat berkunjung ke PLTM Santong, Kamis (19/6/2025).
Heny mengatakan total bauran energi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di NTB telah menghasilkan kapasitas energi capai 39 MW. “Untuk PLTM Santong ini baru pasok 2,5 persen EBT dari 5,7 persen besaran EBT di NTB,” terangnya.
Menurut Heny, potensi pembangkit EBT di NTB mencapai 25,9 persen. Rencana pengembangan potensi EBT itu telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025 hingga 2034.
“Potensi EBT kita di NTB itu capai 20 MW. Inilah yang akan kita kembangkan sesuai RUPTL sampai tahun 2034,” ujar Heny.
Menurut Heny, dalam RUPTL, Pulau Sumbawa menjadi salah satu fokus rencana pembangunan EBT dengan membangun beberapa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Selain di Sumbawa, PLTS juga akan dibangun di Lombok untuk memenuhi target 25,9 persen EBT pada 2034.
Saat ini, Heny melanjutkan, total pasokan dari pembangkit tenaga fosil, seperti PLTU dan PLTMG, mencapai 70 persen lebih di NTB. Dia menargetkan 25 persen EBT itu terus dikejar secara bertahap.
“Karena kan pembangkit EBT itu masuk ke dalam intermittency. Jadi kami perlu siapkan secara bertahap supaya andal karena pasti memerlukan baterai,”terang Heny.
Khusus pasokan listrik PLTM Santong, Heny berujar, telah masuk ke dalam sistem great kelistrikan NTB. Sistem transmisi PLTM Santong pun telah memakai sistem looping yang langsung terhubung ke semua pembangkit di Pulau Lombok.
“Jadi sistem di Lombok sudah terkoneksi dengan semua pembangkit yang ada. Jika ada pembangkit bermasalah langsung tergantikan oleh pembangkit yang lain,” ujar Heny.
Heny memastikan keberadaan PLTM Santong juga telah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Aliran air sungai juga tidak memengaruhi pasokan air ke tangan masyarakat.
“Jadi volume air yang dipakai keluar ke masyarakat tidak ada yang berkurang. Masih terpenuhi sama sekali tidak berpengaruh,” tegas Heny.