Penutupan Pelabuhan Sanur Tak Pengaruhi Hunian Hotel di Nusa Penida | Giok4D

Posted on

Penutupan Pelabuhan Sanur, Denpasar, akibat cuaca buruk tidak berpengaruh signifikan terhadap hunian hotel Nusa Penida, Klungkung, Bali. Sebab, penutupan ternyata dilakukan hanya satu hari. Hal ini diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Klungkung, I Putu Darmaya.

“Penutupan di Pelabuhan Sanur hanya berlaku satu hari. Tadi pagi sudah buka dan beroperasi. Cuma tamunya sepi sekali. Mungkin masih ada traumatik atau karena pengumumannya yang masih belum jelas. Tetapi, tidak masalah, sudah aman,” terang Darmaya, saat dihubungi infoBali, Kamis (7/8/2025).

Menurut Darmaya, dampak yang timbul tidak begitu bermasalah karena penutupan berlaku hanya satu hari. Penurunan keterisian hunian hotel dan vila kala itu berkisar 60%. Beberapa hotel dikatakan memang mengalami reschedule dari wisatawan karena tidak bisa melakukan check-in.

“Pada saat penutupan, justru mereka kembali-kembali. Karena tamu yang mestinya check-out per hari itu, tidak jadi. Ini tidak ada pengaruh karena tamunya extension (perpanjang masa tinggal). Walau yang datang tidak bisa, kan yang pulang juga tidak bisa sehingga tidak berpengaruh,” imbuh Darmaya.

Di samping itu, kendati Pelabuhan Sanur sempat ditutup, Darmaya berujar, Pelabuhan Serangan saat kejadian masih beroperasi. Dengan ini, Nusa Penida masih dapat menerima kunjungan wisatawan melalui Pelabuhan Serangan.

Tidak ada kekhawatiran berarti dalam benak Darmaya sebagai pelaku wisata akan peristiwa tersebut. Sebab, kecelakaan jalur laut bukan kali pertama terjadi. Berkaca dari peristiwa sebelum-sebelumnya pun penurunan kunjungan wisatawan dikatakan berlangsung cuma 3 hari. Ketakutan masyarakat dinilai akan segera mereda karena sudah memahami kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Meskipun demikian, Darmaya menyarankan adanya antisipasi yang dilakukan berupa pengerukan tumpukan pasir secara berkala di Pelabuhan Sanur. Selain faktor cuaca, sedimentasi dari pasir-pasir itu, diyakini Darmaya, menjadi faktor pemicu kecelakaan. Sebab, itu mempersempit ruang parkir pada kapal.

“Sekarang bagaimana Pelabuhan Sanur ini segera dikeruk karena ada penumpukan pasir sehingga berisiko kecelakaan. Tempat manuvernya kapal terlalu sempit untuk menghindari gulungan ombak. Dahulu panjangnya 60 meter, sekarang tinggal 30 meter,” jelas Darmaya.

Diberitakan sebelumnya, Pelabuhan Sanur ditutup mulai Rabu (6/8/2025) hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan dilakukan menyusul kecelakaan perahu cepat (fast boat) Bali Dolphin Cruise II yang terhempas ombak dan terbalik di Pantai Matahari Terbit saat akan mendarat dari Pelabuhan Nusa Penida, Selasa (5/8/2025).

“Penutupan ini karena faktor cuaca,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa, Aprianus Hangki, saat konferensi pers di Pelabuhan Sanur, Rabu (6/8/2025).