Pengalaman Seru Berlibur di Air Terjun Kantolampo, Gianyar

Posted on

Bebatuan di balik Air Terjun Kantolampo itu nampak berundak. Di bawah air terjun tersebut mengular antrean wisatawan yang ingin berfoto.

Begitu mendapatkan giliran untuk berfoto, mereka, sebagian besar turis asing, menampilkan banyak pose. Mulai tangan yang direntangkan, berpelukan, duduk bersila, hingga berciuman dengan kekasih di tengah guyuran air. Instagramable!

Siang itu, Sabtu (12/4/2025), saya kembali melali (berjalan-jalan) bersama istri dan kedua buah hati. Air Terjun Kantolampo menjadi pilihan karena hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari rumah kami di Denpasar atau sekitar 60 menit jika menggunakan mobil.

Siang itu, kawasan Air Terjun Kantolampo dipadati wisatawan, sebagian besar turis asing. Saya dan istri pun urung untuk berfoto di bawah air terjun karena melihat antrean yang mengular.

Saya dan si sulung lantas memutuskan untuk berendam di sebuah kolam yang luasnya sekitar 10 meter persegi. Byur, air yang dingin pun membasahi tubuh kami yang berkeringat setelah menuruni anak tangga.

Saya pun meletakkan kedua tangan di dinding kolam. Memandang aliran sungai berbatu yang terbentang di depan kolam. Syahdu.

Istri saya duduk di atas alas yang kami bawa. Ia sibuk mengambil foto pemandangan di sekitar serta kami.

Puas berendam. Kami memutuskan untuk berjalan menyeberangi sungai berbatu itu dan mendaki tanah di pinggirnya. Tak perlu khawatir pakaian basah saat menyeberangi sungai tersebut karena terdapat jembatan bambu yang bisa dilewati wisatawan. Bahkan, sebagian pelancong antre berfoto di atas jembatan bambu tersebut.

Saya menggendong si bungsu, sedangkan istri saya menyandang tas. Adapun, si sulung memimpin kami di depan.

Mendaki tebing sungai tidak lah sulit karena melalui tangga. Sampai di atas, kami menyusuri jalan setapak yang rimbun oleh pepohonan di tepinya. Suara serangga terdengar bersahutan. Tanda kami jauh dari hiruk pikuk kota.

Kami pun tiba di depan Goa Tan Hana. Dua payung Bali dengan kain poleng mencancap di depan pintu masuk gua. Saya dan si sulung memutuskan untuk masuk gua tersebut lalu keluar lagi.

Kami kembali menyusuri jalan setapak hingga tiba di ujung. Dari sana, kami bisa melihat Air Terjun Kantolampo dengan beragam pohon di atasnya. Sudut pandang yang berbeda jika melihat air terjun itu dari dekat.

Puas berfoto, treking, dan bermain air, saya, si sulung, dan si bungsu mandi di kamar mandi yang disediakan oleh pengelola objek wisata tersebut. Penggunaan kamar mandi maupun ruang ganti sama sekali tidak dipungut biaya.

Wisatawan cukup membayar Rp 25 ribu per orang untuk bisa masuk Air Terjun Kantolampo dan menggunakan sejumlah fasilitasnya seperti kamar mandi dan tempat parkir.

Petugas Pemasaran Air Terjun Kantolampo, Ita Pratistita, menerangkan air terjun itu ditemukan pada 2016 oleh pemancing. Pemancing tersebut lalu memfoto air terjun itu dan viral.

Melihat potensi objek wisata tersebut, warga Banjar Kelod Kangin, Desa Adat Beng, Gianyar, membuat jalan agar mudah dilalui oleh wisatawan. “Dibuatkan jalan yang layak,” ungkapnya.

Air Terjun Kantolampo mulai dikenal luas oleh wisatawan, khususnya turis asing. Musababnya, objek wisata tersebut dipopulerkan oleh kreator konten dan pemengaruh.

Menurut Ita, daya tarik dari Air Terjun Kantolampo adalah batu berundak yang jadi latar air terjun. Hal itu yang membuat wisatawan yang berfoto di sana nampak Instagramamble.

Saya pun sempat berfoto dengan istri di sungai berbatu dengan latar air terjun. Foto tersebut lalu saya unggah di Instagram Story. Tak lupa saya sematkan lagu “Sinarengan” yang dinyanyikan oleh Denny Caknan.

Bermain di Air Terjun Kantolampo membuat perut kami meronta minta diisi. Kami meninggalkan objek wisata tersebut lalu bergegas menuju kota Gianyar untuk makan.

Lokasi: Banjar Kelod Kangin, Desa Adat Beng, Gianyar.
Jam operasional: Pukul 06.30 Wita sampai 17.30 Wita.
Rekomendasi waktu berkujunjung: Pukul 07.00-09.00 Wita.
Tiket masuk: Rp 25 ribu tunai (belum bisa melayani nontunai).

Air Terjun Kantolampo