Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar mengganjar penghargaan Wija Kusuma untuk Agus Teja Sentosa alias Gus Teja dan I Wayan Balawan. Dua musikus kelahiran Gianyar itu dinilai berjasa dalam upaya pelestarian seni dan konsisten menunjukkan dharma baktinya lewat karya.
Gus Teja tidak menyangka bisa menerima penghargaan Wija Kusuma yang diberikan serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar tersebut. Seniman asal Junjungan, Ubud, Gianyar, itu mengaku terkejut ketika mendapat telepon dari Dinas Kebudayaan Gianyar terkait penghargaan itu.
“Pada umur saya yang segini, saya pikir belum pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan dari Bupati Gianyar. Tetapi dengan penjelasan singkat dari Dinas Kebudayaan, bahwa memang saya dinobatkan mendapatkan penghargaan ini. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Gianyar atas apresiasi yang diberikan,” ujar Gus Teja dalam keterangan tertulis yang diterima infoBali, Kamis (24/4/2025).
Gus Teja dikenal luas lewat alunan serulingnya yang indah dalam proyek Gus Teja World Music. Pria berusia 43 tahun itu mengawinkan suara suling Bali dengan gamelan, gitar, bass, dan elemen musik dunia lainnya.
Selain tampil memikat di panggung, musik yang dia sajikan juga dinilai menjadi jembatan antara kebudayaan Timur dan Barat, antara tradisi dan modernitas. Sebuah harmoni lintas budaya yang tidak kehilangan akar.
Gus Teja mengungkapkan dirinya akan terus berkarya dan mendedikasikan hidupnya untuk berkesenian. Ia pun merasa memiliki motivasi dan semangat baru seusai menerima penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar.
“Ini akan menjadi sebuah motivasi bagi saya untuk berkarya lebih baik ke depannya,” imbuhnya.
I Wayan Balawan setali tiga uang. Musikus asal Desa Batuan, Sukawati, Gianyar, itu dinilai telah menjembatani tradisi dan modernitas dalam lanskap musik dunia. Sejak kecil, Balawan telah akrab dengan gamelan, suara yang menjadi latar kehidupan masyarakat Bali.
Namun, di antara dentingan gamelan itu, ada suara lain yang menarik perhatian Balawan, yakni suara gitar listrik. Ia mulai bermain gitar sejak usia delapan tahun, lalu membentuk band pertamanya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Bagi dia, musik bukan sekadar hiburan, melainkan panggilan hidup.
Salah satu ciri khas Balawan adalah jemarinya yang menari lincah di atas gitar berleher ganda. Permainan gitarnya menciptakan melodi yang seakan-akan berasal dari dimensi lain. Meski bermain instrumen musik modern, akar budaya Bali masih mengalun indah dalam karya-karyanya.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra menjelaskan pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemkab Gianyar kepada para seniman di daerah itu. Penghargaan Wija Kusuma diserahkan serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar di Balai Budaya Gianyar.