Bacaan bilal merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan salat dan khutbah Idul Adha 2025. Bacaan ini menjadi acuan bagi jemaah agar tertib mengikuti rangkaian ibadah di hari raya.
Bagi kamu yang bertugas sebagai bilal pada Hari Raya Idul Adha, memahami bacaan dan tata urutannya sangat penting. Hal ini memastikan setiap lafal disampaikan dengan tepat dan sesuai tuntunan syariat.
Dikutip dari NU Online, Bilal atau Muazin pada sholat Idul Adha tidak dianjurkan mengumandangkan azan dan iqamah. Bilal mengganti lafal keduanya dengan seruan “As-shalāta(u) jāmi’ah.” Hal ini didasarkan pada riwayat Imam Bukhari, Muslim, dan Imam Abu Dawud sebagai berikut.
ولا يؤذن لها ولا يقام لما روى عن بن عباس رضي الله عنهما قال ” شهدت العيد مع رسول الله صلي الله عليه وسلم ومع أبي بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فكلهم صلى قبل الخطبة بغير اذان ولا اقامة ” والسنة أن ينادى لها الصلاة جامعة لما روى عن الزهري أنه كان ينادى به
Artinya, “Pada shalat Id tidak terdapat kumandang azan dan iqamah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas RA ‘Aku menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, dan Ustman RA. Mereka semua melakukan shalat sebelum khutbah tanpa azan dan iqamah.’ (Bilal) Dianjurkan untuk menyeru dengan ‘as-shalāta(u) jāmi’ah’ sebagaimana riwayat Az-Zuhri RA bahwa ia diseru dengan kalimat demikian,” (Lihat Imam As-Syairazi, Al-Muhadzdzab dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 17).
Imam An-Nawawi menjelaskan, hadits Ibnu Abbas RA diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan hadits serupa dari sahabat Ibnu Abbas RA dan sahabat Jabir RA. Hadits lain dengan makna serupa dari Az-Zuhri diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/17).
1. Bilal menyerukan salat dengan bacaan:
الصَّلاةَ جَامِعَة ×٣ صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
Ash-shalāta jāmi’ah (3x) Shallū sunnatan li ‘Īdil-Aḍḥā rak’ataini jāmi’ah, raḥimakumullāh.
Artinya, “Shalat berjamaah (3x) Laksanakanlah shalat Idul Adha dua rakaat berjamaah, semoga Allah merahmati kalian.”
2. Imam menuju mahrab untuk melaksanakan sholat id
3. Setelah salah selesai, bilal berdiri mengambil tongkat dengan tangan kanan dan mikrofon dengan tangan kiri
4. Bilal menghadap jemaah sambil memulai seruan:
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
يَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ. اعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ الْعِيدِ الْأَكْبَرِ فَتَقَرَّبُوا إِلَى اللهِ فِي النَّحْرِ
Yā ma’āsyiral-muslimīn wa zumratal-mu’minīn raḥimakumullāh. I’lamū anna yaumakum hādzā yaumul-‘īdi al-akbar, fataqarrabū ilallāhi fin-naḥr.
Artinya, “Wahai kaum Muslimin dan golongan orang-orang beriman, semoga Allah merahmati kalian. Ketahuilah bahwa hari ini adalah Hari Raya yang paling agung, maka dekatkanlah diri kalian kepada Allah dengan berkurban.”
وَإِذَا صَعِدَ الْخَطِيبُ عَلَى الْمِنْبَرِ, أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيعُوْا رَحِمَكُم اللهُ, أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيعُوْا رَحِمَكُم الله
Wa idzā sha’idal-khaṭību ‘alal-minbar, anṣitū wasma’ū wa aṭī’ū raḥimakumullāh (3x).
Artinya, “Dan apabila khatib telah naik ke mimbar, diamlah, dengarkanlah, dan taatilah, semoga Allah merahmati kalian (diulang 3x).”
5. Khatib menuju mimbar, kemudian bilal memberikan tongkat sambil mengucapkan shalawat dan doa:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allāhumma ṣalli ‘alā Sayyidinā Muḥammad. Allāhumma ṣalli ‘alā Sayyidina Muḥammad. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā Sayyidinā Muḥammad wa ‘alā āli Sayyidinā Muḥammad Artinya,
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga beliau.”
اللَّهُمَّ قَوَ الْإِسْلَامَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَائِدِ الدِّينِ يَارَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِينَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allāhumma qawwil-islāma wal-muslimīn wal-muslimāt wal-mu’minīn wal-mu’mināt, wanshurhum ‘alā mu’ādid-dīn. Yā Rabb ikhtim lanā minka bil-khair, wa yā khairan-nāṣirīn, bi-raḥmatika yā Arḥamar-Rāḥimīn.
Artinya, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dan kaum Muslimin, baik laki-laki maupun perempuan, dan orang-orang beriman laki-laki maupun perempuan. Tolonglah mereka atas musuh-musuh agama. Ya Tuhan kami, akhirilah hidup kami dengan kebaikan dari sisi-Mu. Wahai sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari segala penyayang.”
6. Khatib mengucapkan salam
7. Bilal membaca takbir
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil-ḥamd
Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”
8. Khatib memulai khutbah pertama
9. Ketika khatib duduk di antara dua khutbah, bilal bersalawat
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā Sayyidinā Muḥammad wa ‘alā āli Sayyidinā Muḥammad
Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga beliau.”
10. Khatib khutbah kedua.